digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nathalie Eileen Wiguna
PUBLIC Alice Diniarti

Jaringan rawan artikular mudah mengalami kerusakan akibat trauma dan penyakit degeneratif. Kemampuan regenerasi jaringan rawan yang terbatas menyebabkan kerusakan pada jaringan rawan sulit untuk diperbaiki. Rekayasa jaringan rawan yang merupakan kombinasi dari sel, scaffold, dan biofaktor merupakan metode alternatif yang menjanjikan dalam memperbaiki kerusakan jaringan rawan artikular. Pada penelitian ini, human Wharton’s jelly mesenchymal stem cells (hWJ MSC) ditumbuhkan pada scaffold kombinasi fibroin sutra dan polivinil alkohol (SF/PVA) dan diinduksi dengan indirubin. Fibroin sutra (SF) dan PVA merupakan material yang bersifat biocompatible dan biodegradable sehingga cocok untuk digunakan dalam rekayasa jaringan rawan. Indiruin merupakan senyawa bioaktif yang berpotensi untuk menekan proses hipertrofi kondrosit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan diferensiasi kondrogenik hWJ MSC yang ditanam pada scaffold SF/PVA dengan yang ditanam pada scaffold SF. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi indirubin dalam diferensiasi kondrogenik hWJ MSC dan dalam proses hipertrofi kondrosit. hWJ MSC dikarakterisasi dengan menggunakan flow cytometry dan uji multipotensi. Sel kemudian ditanam pada scaffold yang dibuat dengan metode salt leaching. Morfologi scaffold dianalisis dengan menggunakan scanning electrone microscope (SEM). Sitotoksisitas indirubin dan scaffold dievaluasi dengan menggunakan metode MTT assay. Diferensiasi kondrogenik hWJ MSC dianalisis melalui visualisasi kolagen tipe II dengan metode immunocytochemistry (ICC) dan uji kuantifikasi GAG dengan pewarnaan Alcian Blue. Proses hipertrofi kondrosit dievaluasi melalui visualisasi kolagen tipe X dengan metode ICC dan uji kuantifikasi deposisi kalsium dengan pewarnaan Alizarin Red S. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hWJ MSC memenuhi tiga kriteria MSC. Berdasarkan hasil analisis SEM, scaffold SF/PVA membentuk pori-pori berukuran 400 – 500 ?m. Hasil MTT assay menunjukkan bahwa indirubin 0,05 dan 0,1 ?M tidak toksik dan scaffold SF/PVA bersifat biocompatible. Pada hari ke-21, kolagen II terlihat lebih banyak pada sel yang ditumbuhkan di scaffold SF. Sel di scaffold SF juga memproduksi lebih banyak GAG jika dibandingkan dengan sel di scaffold SF/PVA pada hari ke-21. Tidak terlihat adanya perbedaan keberadaan kolagen II pada perlakuan indirubin yang berbeda. Akumulasi GAG tidak berbeda signifikan antar perlakuan indirubin. Keberadaan kolagen tipe X lebih banyak teramati pada sel di kelompok perlakuan scaffold SF dan jumlah deposisi kalsium lebih tinggi pada sel di kelompok perlakuan scaffold SF/PVA pada hari ke-21. Tidak terlihat adanya perbedaan keberadaan kolagen X pada perlakuan indirubin yang berbeda. Deposisi kalsium tidak berbeda signifikan antar perlakuan indirubin. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa scaffold SF mendukung diferensiasi kondrogenik dengan lebih baik dibandingkan scaffold SF/PVA. Penambahan indirubin tidak berperan dalam diferensiasi kondrogenik maupun dalam mencegah hipertrofi kondrosit.