digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Putu Jessica Padmadewi Kemunin
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Layu fusarium adalah salah satu faktor penyebab menurunnya produksi pisang di Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f. sp. cubense Tropical Race 4 (Foc TR4). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanan terhadap Foc TR4 adalah dengan elisitasi. Silika dan kitosan merupakan elisitor yang diduga mampu meningkatkan resistansi pisang terhadap layu fusarium. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis respons plantlet pisang kultivar kepok yang didedahkan natrium silikat 15 ppm, 30 ppm, dan 60 ppm serta kitosan 20 ppm, 40 ppm, dan 80 ppm sebelum diinfeksi Foc TR4 secara in vitro. Metode yang digunakan terdiri dari pengukuran indeks keparahan penyakit, parameter tumbuh berupa perubahan panjang pseudostem, kadar klorofil daun, pengukuran aktivitas enzim polifenol oksidase (PPO), peroksidase (PO), dan fenilalanin amonia liase (PAL) pada akar dan bonggol, serta pengukuran konsentrasi senyawa fenol jaringan dan medium pada pisang kepok. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pendedahan elisitor mampu menekan tingkat keparahan penyakit pada plantlet pisang kepok yang diinokulasi Foc TR4 selama 14 hari. Rhizome Discoloration Index (RDI) pada bonggol yang didedahkan natrium silikat berturut-turut adalah 2,33; 3; dan 1,67 sehingga termasuk dalam kategori toleran. RDI plantlet yang didedahkan kitosan berturut-turut adalah 1,33; 1,33; (toleran) dan 1 (resisten). Seluruh skor tersebut lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif yang memiliki RDI 5 (kategori rentan). Leaf Severity Index (LSI) kontrol positif tidak jauh berbeda dengan plantlet yang didedahkan natrium silikat maupun kitosan. LSI plantlet yang didedahkan natrium silikat adalah 2; 1,33; 1,5 (toleran) sedangkan kitosan adalah 1, 1, (resisten) dan 1,33 (toleran). Pemberian natrium silikat menyebabkan pertumbuhan pseudostem yang lebih baik dibandingkan pada perlakuan kitosan dan kontrol. Sementara itu, kitosan meningkatkan kadar klorofil lebih baik dibandingkan pada perlakuan silika dan kontrol. Plantlet yang didedahkan kitosan memiliki aktivitas enzim PPO, PO, dan PAL yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan kontrol dan natrium silikat. Konsentrasi senyawa fenol pada jaringan seluruh plantlet yang diberi perlakuan menunjukkan kenaikan. Kenaikan konsentrasi senyawa fenol pada medium hanya terjadi pada perlakuan kontrol dan kitosan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi yang diberikan, natrium silikat mampu menstimulasi pertumbuhan plantlet dan kitosan mampu meningkatkan produksi senyawa terkait ketahanan sehingga dapat disimpulkan bahwa plantlet yang didedahkan kedua jenis elisitor memiliki resistansi yang lebih baik terhadap Foc TR4.