digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alio Jasipto
PUBLIC Resti Andriani

Penelitian secara analitik untuk memprediksi getaran peledakan sebagai kontrol agar kestabilan penggalian terowongan tetap terjaga telah sering dilakukan. Persamaan yang diperoleh dari prediksi getaran ini banyak digunakan untuk memperkirakan batasan getaran dalam perencanaan peledakan, tetapi tidak selalu dilanjutkan dalam analisa numerik. Padahal jika prediksi ini dapat dijadikan parameter input dalam model numerik, banyak parameter lainnya yang dapat diprediksi seperti halnya faktor keamanan dan total displacement. Pengukuran getaran peledakan telah dilakukan di beberapa titik disekitar terowongan menggunakan dua unit minimate. Penampang untuk analisa dan pengolahan data dipilih pada STA 30-32 terowongan dua yang menjadi pra model dan model tahap 1, hal ini didasari oleh karena penggunaan bahan peledak cukup banyak pada event ini. Selain itu dilakukan verifikasi model menjadi model tahap 2 dengan melakukan pemodelan pada peledakan hari yang lain. Secara keseluruhan model numerik dibuat mendekati kondisi dilapangan baik geometri model dan parameter inputnya. Hasil pra model menjelaskan bahwa peak particle velocity (PPV) dipermukaan akan semakin rendah ketika density dan modulus young material semakin tinggi. Hasil PPV model tahap 1 yang menggunakan damping ratio 2% tidak jauh berbeda denga PPV aktual. PPV pemodelan adalah 2,43 mm/s yang dihasilkan dari bahan peledak 6,8 kg yang setara dengan blastload 0,06 MPa. Hasil dari verifikasi model tahap 2, perbedaan PPV model dan aktual adalah 0,57 mm/s dan 1,17 mm/s. Kestabilan terowongan dalam kondisi stabil berdasarkan hasil faktor keamanan yang lebih besar dari 1 dan total displacement yang masih diperbolehkan menurut strain level diagram Sakurai, 1983.