ABSTRAK Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR Ervan Sugiana
PUBLIC Yoninur Almira
Membangun ruang publik yang fungsional, produktif, dan inklusif adalah tantangan
besar bagi kawasan perkotaan. Ruang terbuka publik perlu diwujudkan sehingga
dapat diakses dengan efektif oleh seluruh warga kota. Ruang terbuka publik inklusif
adalah tempat yang dapat diakses dengan mudah oleh semua orang, terutama
perempuan, anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas. Pada tahun 2014,
Pemerintah Kota Bandung mulai mengembangkan konsep taman tematik di
beberapa lokasi dan merevitalisasi beberapa taman dan alun-alun. Pengembangan
taman tematik mengubah fasilitas yang disediakan sehingga diindikasikan
mengubah karakteristik penggunaan dan menyegmentasi pengunjung taman.
Masalah penelitian ini adalah bagaimana mengukur tingkat inklusivitas ruang
publik, dan bagaimana strategi meningkatnya.
Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan melakukan survei primer untuk
mengetahui tingkat inklusivitas ruang terbuka publik berdasarkan keadaan fisik dan
persepsi menurut responden pada empat ruang publik yaitu Alun-Alun Kota
Bandung, Alun-alun Ujung Berung, Taman Film dan Taman Super Hero. Pada
penelitian ini diidentifikasi indikator inklusivitas serta tingkat inklusivitas ruang
terbuka publik di Kota Bandung. Secara kuantitatif, tingkat inklusivitas diukur
berdasarkan penilaian terhadap indikator-indikator akses fisik, akses sosial, akses
aktivitas, serta karakteristik pengunjung. Hasil pengukuran tingkat inklusivitas
yang dijelaskan melalui karakteristik pengunjung, akses fisik, akses sosial, dan
akses terhadap aktivitas menunjukkan bahwa inklusivitas taman tematik cenderung
lebih rendah dibandingkan alun-alun. Taman tematik memiliki potensi dengan
frekuensi pengunjung taman yang lebih sering, serta tujuan aktivitas yang lebih
bersifat sosial dan komunitas dibandingkan alun-alun. Strategi yang dihasilkan
dikelompokkan ke dalam peningkatan akses fisik, akses sosial, dan akses aktivitas.
Peningkatan akses fisik dilakukan antara lain dengan memberikan akses kursi roda,
pintu akses, penerangan di malam hari, akses transportasi publik, penyediaan sarana
parkir. Peningkatan akses sosial dengan implementasi desain inklusif, pengadaan
aktivitas rutin di taman tematik. Peningkatan akses aktivitas dengan meningkatkanii
kenyamanan untuk kegiatan berkelompok, memberi insentif pada komunitas yang
beraktivitas di taman, mendukung beragam aktivitas dan menyediakan ruang
aktivitas ekonomi.