Studi ini bertujuan untuk menilai bahaya tsunami di Palu berdasarkan prakiraan kejadian bangkitan
tsunami yang bersumber di daerah Pasigala (Palu, Sigi dan Donggala) dalam hal tinggi rayapan (runup)
tsunami lokal maupun dari laut dalam, tinggi genangan dan estimasi waktu kedatangan tsunami
sepanjang Pesisir Kota Palu. Serangkaian data topografi dan batimetri beresolusi tinggi yang diasimilasi
guna mencapai hasil yang lebih akurat dalam ukuran grid domain yang lebih detail. Delft3D yang
digunakan sebagai perangkat model numerik dikenal sebagai salah satu perangkat numerik untuk
melakukan simulasi tsunami di seluruh dunia oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Empat scenario terpilih
terdiri dari tsunami akibat gempabumi yang diperoleh menggunakan formulasi Okada serta penurunan
muka tanah (longsoran bawah laut) sebagai pendekatan untuk meniru potensi tanah longsor yang
dihipotesis menggunakan persamaan empiris oleh Murty sebagai pelengkap untuk menentukan
ketinggian air awal berdasarkan volume longsoran yang terjadi. Hasil dari pemodelan berupa tinggi
genangan di tiap titik grid kemudian dihitung dengan tapak bangunan yang diturunkan melalu data
model topografi untuk mengembangkan peta bahaya tsunami. Peta Bahaya Tsunami dibuat untuk
menglasifikasi tingkat bahaya tsunami dengan klasifikasi yang telah tersedia ditambah dengan
prakiraan bangunan terdampak dan estimasi waktu kedatangan tsunami di daratan pada setiap desa di
wilayah administrasi Kota Palu.