Untuk mengatasi permasalahan rugi-rugi kalor, salah satu solusi yang umum
digunakan adalah penggunaan insulasi termal. Salah satu jenis insulasi termal yang
diminati adalah insulasi dengan jenis coating, atau dikenal dengan juga thermal
insulating coating (TIC). Masih terdapat pertentangan mengenai mekanisme
terbentuknya efek insulasi pada TIC, dengan sebagian menyatakan bahwa efek
insulasi yang ditimbulkan TIC disebabkan oleh rendahnya konduktivitas material,
sedangkan sebagian lain menyatakan bahwa efek tersebut disebabkan oleh
kemampuan TIC untuk mengurangi transfer kalor secara konveksi pada permukaan.
Besar kemungkinan bahwa mekanisme transfer kalor pada TIC dipengaruhi oleh
struktur material pada tingkatan mikroskopis, sehingga mekanismenya tidak dapat
disamakan dengan insulasi termal tradisional. Pada penelitian tugas akhir ini
dilakukan penentuan sifat-sifat insulasi termal yang dapat diperoleh dari perangkat
uji yang dirancang, beserta dengan pengembangan metode pengukurannya.
Perangkat uji dirancang dengan bentuk berupa pipa yang didalamnya mengalir
udara dan permukaannya dapat dilapisi oleh insulasi termal.
Perancangan perangkat uji dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan
metode pengujian alternatif untuk TIC. Sebuah program simulasi telah
dikembangkan untuk menyimulasikan sifat-sifat insulasi termal yang dapat
diperoleh dari perangkat uji. Terdapat dua sifat yang dapat digunakan sebagai
indikator kemampuan insulasi yaitu resistansi termal dan rugi-rugi kalor. Kedua
sifat tersebut diperkirakan dengan menggunakan metode estimasi ANFIS dan
Least-squares Estimation (LSE). Berdasarkan pengujian yang dilakukan, metode
estimasi ANFIS menunjukkan kinerja estimasi terbaik, baik untuk resistansi termal
maupun rugi-rugi kalor. Metode estimasi ANFIS untuk resistansi termal (ANFISR)
memberikan nilai galat sebesar 0,163 m2K·W-1, sedangkan metode estimasi
ANFIS untuk rugi-rugi kalor (ANFIS-Q) memberikan nilai galat sebesar 12,64
W·m-1. Metode estimasi ANFIS yang telah dikembangkan memiliki ketahanan
yang cukup baik terhadap keberadaan kesalahan dalam simulasi data pengukuran.