digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Studi ini bertujuan untuk merancang kerangka kerja yang komprehensif untuk mengukur risiko keberlanjutan perusahaan, khususnya dalam konteks Indonesia. Risiko keberlanjutan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai risiko yang dihadapi perusahaan yang dapat menghalangi posisinya untuk mencapai keberlanjutan. Oleh karena itu, risiko keberlanjutan dalam penelitian ini dapat dipandang sebagai aspek negatif yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Dalam konteks ini, definisi kami selaras dengan pandangan tradisional tentang risiko, yang memandang risiko sebagai ancaman, alih-alih ketidakpastian atau peluang. Keberlanjutan perusahaan mencakup dua dimensi, aspek finansial dan non-finansial. Namun, dalam penelitian ini, kami membatasi penelitian untuk fokus pada menjaga keberlanjutan perusahaan secara finansial. Kerangka kerja yang diperoleh akan memiliki kemampuan untuk menilai kinerja Risiko Keberlanjutan (SRISK) di tingkat perusahaan, khususnya tingkat strategis, operasional dan unit bisnis. Analisis metode campuran akan dilakukan untuk mengeksplorasi perbedaan praktik SRISK dalam sektor non-keuangan di Indonesia. Studi saat ini juga akan mengeksplorasi kemungkinan praktik SRISK yang berbeda antara dua kelas kategori, yaitu SRISK dalam sektor kontroversial dan sektor non-kontroversial. Pengkategorian dibangun berdasarkan karakteristiknya yang berbeda, mulai dari struktur kepemilikan, sumber pendanaan dasar, sistem tata kelola, dan proses operasi bisnis mereka. Kerangka kerja akhir untuk mengukur Skor SRISK untuk setiap sektor akan terdiri dari kombinasi dari berbagai pedoman manajemen risiko dan kerangka kerja peringkat sosial yang dikembangkan oleh lembaga pemeringkat dan akademisi. Beberapa tahap analisis menggabungkan metodologi kualitatif dan kuantitatif (yaitu analisis konten Tematik, Least Squares Regression) akan dilakukan untuk menganalisis data yang diperoleh dan kemudian memvalidasi kerangka yang dihasilkan secara statistik. Pada tahap terakhir, uji coba akan dilakukan untuk memeriksa lebih lanjut penerapan model SRISK yang diusulkan. 5 Konteks penelitian di Indonesia, jadi mungkin ada batasan ketika menerapkan hasil ke pengaturan budaya dan geografis lainnya. Dalam tesis disertasi ini, kami menawarkan sumber informasi yang berguna tentang implementasi praktis SRISK dalam setiap sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kami memfokuskan analisis kami pada Pelaporan Non-Keuangan dan kami mengecualikan Sektor Keuangan karena perbedaannya dalam sistem tata kelola dan jenis peraturan yang mengendalikannya. Kami juga mengevaluasi implementasi praktis Industri Kontroversial dan Industri Non-Kontroversi. Kontribusi terakhir kami akan fokus pada mengidentifikasi jenis-jenis SRISK yang dihadapi setiap sektor, serta mengidentifikasi faktor-faktor penentu mereka. Banyak literatur dalam bidang implementasi praktis Keberlanjutan berfokus pada Corporate Social Responsibility (CSR) dan memandang CSR sebagai kegiatan filantropis dan / atau CSR politik. Dalam studi ini, kami akan mengambil pendekatan yang berbeda, karena kami fokus pada perspektif manajemen risiko Keberlanjutan untuk mendefinisikan SRISK. Hasil utama dalam penelitian kami mengkonfirmasi hubungan signifikan antara risiko keberlanjutan dan performa finansial perusahaan. Pada penelitian ini, kami menemukan pula bukti valid dari ukuran perusahaan, struktur perusahaan, jumlah direktur perusahaan, jumlah direktur wanita, dan rasio jumlah hutang dan modal perusahaan sebagai kunci determinan utama dari risiko keberlanjutan perusahaan. Disertasi ini membawa lebih banyak informasi dengan memberikan rekomendasi untuk membangun strategi SRISK yang optimal bagi perusahaan Indonesia. Hasil akhir dari disertasi ini juga dapat memberikan saran yang signifikan bagi para pembuat kebijakan, dan berkontribusi pada Hukum Keberlanjutan Indonesia.