digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Nindya Lukita Kusdiana Putri
PUBLIC Alice Diniarti

Sulitnya mendapatkan air bersih pada daerah kering menjadi salah satu permasalahan yang belum terselesaikan hingga saat ini. Kabut dinilai sebagai salah satu sumber air potensial yang banyak ditemui pada wilayah kering pegunungan dekat pantai. Air yang terkandung pada kabut dapat dikumpulkan dengan sebuah perangkat bernama Standard Fog Collector (SFC). Pada penelitian sebelumnya SFC telah berhasil digunakan dalam penangkapan air kabut dan mampu mengumpulkan hingga 7.1 L/hari/m2. Namun hasil tersebut tidak menjelaskan pengaruh kecepatan angin terhadap volume air yang terkumpul secara spesifik. Hal ini dikarenakan sulitnya mengontrol kecepatan angin pada lingkungan terbuka. Oleh karena itu dilakukan penelitian pengaruh kecepatan angin terhadap hasil penangkapan air kabut. Dilakukan eksperimen dengan membuat sistem kecil tertutup yang menggambarkan kondisi penangkapan air kabut menggunakan fog collector. Selanjutnya dilakukan simulasi komputasi untuk mempelajari profile kecepatan angin terhadap volume air yang terkumpul dari proses penangkapan air kabut berdasarkan hasil eksperimen yang telah dilakukan. Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan bahwa kecepatan angin berpengaruh secara linier terhadap volume air yang terkumpul pada proses penangkapan air kabut pada rentang kecepatan angin dibawah 3 m/s. Dari hasil simulasi komputasi yang dilakukan fog collector mampu mengumpulkan hingga 101,5 mL/ 4 jam/ 100 cm2 pada kecepatan angin 3 m/s. Volume air ini bisa terus bertambah atau berkurang bergantung pada saat datangnya kabut. Volume air kabut yang terkumpul dapat terus bertambah secara linier setelah jaring mencapai titik jenuhnya. Jaring mulai memasuki titik jenuh pada saat 60 menit dari saat datangnya kabut.