digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Emia Yoseva Tarigan
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Black liquor (lindi hitam) merupakan limbah yang dihasilkan oleh industri pulp and paper. Black liquor merupakan limbah yang sangat beracun dan biasanya tidak termanfaatkan. Namun demikian, black liquor memiliki potensi yang begitu besar untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar padat terbarukan. Black liquor mengandung 46% lignin dan 54% zat pengotor. Dalam lignin terdapat senyawa hidrokarbon yang akan digunakan sebagai bahan bakar untuk menghasilkan energi. Oleh karena itu, dilakukan proses presipitasi dan pemurnian untuk mengisolasi lignin yang terdapat dalam black liquor. Serbuk lignin yang telah diisolasi akan dibentuk menjadi briket untuk mempermudah proses penanganan, pengangkutan, dan penyimpanan. Pada penelitian ini, lignin yang terkandung dalam limbah black liquor diisolasi dengan metode presipitasi menggunakan asam sulfat, asam asetat, dan asam sitrat serta dengan pH yang berbeda-beda. Endapan yang terbentuk kemudian disaring lalu dicuci dengan air hasil deionisasi dan dikeringkan. Serbuk lignin hasil isolasi akan dibuat briket menggunakan temperatur ruang, dan tekanan pembriketan yaitu 750 bar. Analisis ultimat (ASTM D3176) dilakukan untuk menentuan kadar berat unsur-unsur yang terkandung pada serbuk lignin. Untuk menganalisa senyawa kimia yang terkandung pada lignin hasil isolasi dilakukan pengujian FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy). Nilai yield lignin hasil isolasi dengan asam yang berbeda pada pH akhir yang sama diperoleh sebesar 19.08%, 18.51%, dan 17.63%. Nilai kemurnian lignin hasil isolasi dengan asam yang berbeda pada pH akhir yang sama diperoleh sebesar 84.3%, 83.67%, dan 80.48%. Jenis asam yang digunakan tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap yield dan kemurnian lignin. Namun demikian, pH akhir dari proses presipitasi dengan setiap jenis asam mempengaruhi nilai yield dan kemurnian lignin. Semakin kecil pH akhir dari proses presipitasi, nilai yield dan kemurnian lignin akan semakin besar. Persentase karbon pada lignin hasil presipitasi dengan asam sitrat pada pH akhir 3 (LAS3) paling tinggi dibandingkan dengan sampel lainnya. Tingginya persentase karbon tersebut merupakan akumulasi dari karbon yang terdapat pada senyawa syryngyl rings, guaiacyl rings, aromatic rings, dan eter alifatik yang paling banyak terbentuk pada LAS3. Nilai kalor yang dihasilkan pada keempat sampel memenuhi standar briket SNI. Nilai Drop Shatter Index (DSI) dan densitas yang sangat baik pada briket disebabkan karena ukuran partikel penyusun briket memiliki ukuran kurang dari 710 mikrometer. Penggunaan asam sulfat dalam proses presipitasi lignin menghasilkan nilai yield dan kemurnian lignin yang lebih tinggi sebesar 0,6% dibandingkan dengan asam sitrat dan lebih tinggi sebesar 2,7% dibandingkan dengan asam asetat. pH akhir dari proses presipitasi mempengaruhi nilai yield dan kemurnian lignin. Semakin kecil pH akhir dari proses presipitasi, nilai yield dan kemurnian lignin akan semakin besar. Proses presipitasi menggunakan asam sulfat, asam sitrat, dan asam asetat tidak memberikan peningkatan terhadap nilai kalor yang dihasilkan.