Rekaman intensitas magnetik bumi dapat memiliki perbedaan antara rekaman
global dan regional, dikarenakan adanya pengaruh komponen regional seperti sifat
mineral dan proses regional. Publikasi terbaru tentang paleomagnetik menyatakan
bahwa pada kedalaman 300-600 km di zona subduksi masih ditemukan adanya
mineral hematit yang kemungkinan mempengaruhi intensitas magnetik di
sekitarnya. Untuk mendapatkan kurva PI dengan resolusi yang lebih baik dan
menunjukan karakteristik magnetik yang “sebenarnya”, dapat dilakukan dengan
menggabungkan beberapa data core PI yang berasal dari wilayah yang sama
ataupun berbeda. Paleointensity-stacking (PIS) dilakukan dengan 6 data core dari
wilayah Pasifik Barat. Wilayah ini dipilih karena (1) data dari wilayah ini belum
terwakili dalam PIS sebelumnya; (2) wilayah ini memiliki banyak zona subduksi
sehingga dapat dugunakan untuk membuktikan pengaruh mineral hematit yang
berada di zona subduksi terhadap nilai Paleointensitas (PI); (3) terdapat RPI
beresolusi tinggi dari Danau Towuti yang dapat digunakan sebagai kurva master
atau kurva referensi dalam pengolahan. Pembuatan PIS dilakukan dengan 4
tahapan, yaitu memilih data dari wilayah Pasifik Barat, normalisasi nilai PI untuk
menyetarakan nilai dari seluruh data, interpolasi masing-masing data core untuk
menyamakan interval umur seluruh data, dan stacking nilai PI dengan 4 variasi
pembobotan dalam stacking. Model PIS yang dihasilkan disebut WEPAPIS-60
(Western Pacific Paleointensity-Stacking untuk 60 ribu tahun terakhir). Hasil yang
diperoleh menunjukan nilai PI rendah pada umur 41 ribu tahun (Laschamp
excursion), 34 ribu tahun (Mono Lake excursion), dan pada rentang 10-20 ribu
tahun yang kemungkinan berkaitan dengan young series excursion.