digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Christoforus B.T.H
Terbatas Irwan Sofiyan
» ITB

Penelitian ini dibangun dari dugaan adanya perubahan pola pembangunan pemukiman akibat peraturan daerah tentang KBU. Di sisi lain, hujan ekstrem di Cekungan Bandung itu tidak hanya terjadi di wilayah KBU saja melainkan bervariasi secara spasial. Pergeseran wilayah pembangunan serta variasi spasial hujan ekstrem diduga dapat meningkatkan debit banjir di Cekungan Bandung akibat wilayah selain KBU. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan untuk memahami respon debit banjir terhadap variasi spasial hujan ekstrem dan perubahan tata guna lahan di Cekungan Bandung. Memahami respon debit banjir terhadap variasi spasial hujan ekstrem dan tata guna lahan di Cekungan Bandung diperlukan 3 tahap, 1) pengolahan data hujan ekstrem wilayah, 2) pengolahan data tata guna lahan, dan 3) simulasi dengan model hidrologi. Pengolahan data hujan digunakan sebagai masukan kejadian ekstrem wilayah sesuai periodenya. serta melihat karakteristik hujan ekstrem wilayah Cekungan Bandung. Simulasi model didasarkan pada tiga skenario lahan:1989 (pra-perda), 2009 (perda), dan 2019 (paska perda). Tiga data tersebut dihasilkan dari pengolahan data tata guna lahan. Penetapan Perda KBU berdampak pada pergeseran pembangunan ke wilayah utara non-KBU dan wilayah timur. Hal ini menyebabkan dampak besar pada peningkatan debit banjir di wilayah timur dan relatif tidak berdampak di wilayah utara non-KBU. Dari sudut pandang frekuensi hujan ekstrem dan volume limpasan, wilayah selatan memiliki nilai paling besar. Ditambah kondisi tata guna lahan wilayah selatan sekarang, wilayah selatan memiliki potensi menjadi kontributor banjir di Cekungan Bandung paling besar. Maka dari itu kajian banjir di wilayah selatan selanjutnya perlu diprioritaskan.