digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Walid Akbar
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

LPG telah menjadi energi yang paling banyak digunakan untuk sektor rumah tangga di Indonesia setelah Program Pemerintah untuk Mengkonversi Minyak Tanah ke LPG pada 2007. Di pasar LPG Indonesia, Pertamina adalah pemimpin pasar di semua segmen termasuk rumah tangga, komersial, dan industri. Di era digital, lanskap bisnis yang bergerak dengan pemanfaatan teknologi mengakibatkan pergeseran perilaku konsumen. Pertamina telah berusaha meraih peluang itu dengan membangun infrastruktur digital bernama Bright Home Service. Sementara itu, per Agustus 2019, target Penjualan LPG Non PSO belum tercapai, menunjukan kondisi yang sama dengan beberapa tahun terakhir. Untuk bisnis LPG di mana margin keuntungan dikendalikan oleh Pemerintah untuk LPG PSO, pertumbuhan penjualan LPG Non PSO adalah cara untuk mencapai lebih banyak keuntungan untuk pertumbuhan yang berkelanjutan. PT Pertamina bertekad untuk membangun dan menerapkan strategi komprehensif untuk semua saluran distribusi LPG Non PSO untuk menciptakan pengalaman konsumen yang memuaskan untuk meningkatkan volume penjualan LPG Non PSO. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk menganalisis tantangan yang akan dihadapi Pertamina untuk meningkatkan volume penjualan LPG Non PSO berdasarkan analisis internal (The Value Chain Analysis & VRIO Framework) dan analisis eksternal (PESTEL Framework, Five Forces Model) yang kami rumuskan dalam Analisis SWOT dan Five Why Analysis. Kemudian, dilanjutkan ke formulasi strategi untuk mengatasi tantangan menggunakan ‘Bright Home Service Model’ berdasarkan analisis Omnichannel Retailing, Crossing the Chasm, Marketing 3.0, Marketing Channel Management, Marketing Mix LPG Non PSO dan Diamond Strategy Model. Implementasi pada strategi yang diusulkan dibagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang.