digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Adanya tumpukan sampah' di perkotaan yang semakin meningkat dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ketidak seimbangan lingkungan. Dari cara penanganan sampah yang masih berpola pada kumptrl - angktrt dun btrang kemudian dikembangkan dengan pola kurnptrl - olah - angklrt - dun btrang maka sampah akan mempunyai nilai ekonomis. Pada segmen "olah" atau pemanfaatan sampah dikenal dengan program Usaha Daur -Ulang dan Produksi Kompos (UDPK). Penerapan program Usaha Daur-ulang dan Produksi Kompos sesuai .dengan sasarannya ditinjau secara teknologi, ekonomi, ekologi dan sosial. Tinjauan dari Persepsi pelaku pembangunan yang terlibat dalam pelaksanaan program UDPK yaitu: "Pemerintah, Masyarakat, pemulung dan Swasta"me1ihat bahwa Usaha Daur-ulang dan Produksi Kompos yang diterapkan 'di DKI Jakarta pada saat ini "kurang berhasil". Indikasi penyebab permasalahan dalam pengelolaan Usaha Daur Ulang dan Produksi Kompos ditemukan menyangkut aspek "kegagalan pasar" dicirikan dengan adanya permasalahanpermasalahan barang ptrblik (public goods), asitnerri inforntasi, eksternalits dan aspek "kegagalan pemerintah" dicirikan adanya pennasalahan-permasalahan regulasi, peraluran pe~rterinfah, birokrasi dun perilaku birokrat. Dari tiga belas unit UDPK yang telah dirintis kenyataannya hanya tinggal tiga unit yang beroperasi. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa program UDPK tidak mencapai sasaran yang diharapkan?. Dari hasil penelitian dengan mengajukan 12 indikator melalui penyebaran kuestioner yang dilakukan, maka didapat hanya 2 sasaran yang terpenuhi. Oleh karena itu apabila pelaksanaan program UDPK ini tetap dijalankan maka penelitian ini menganjurkan, diperbaikinya kebijakan terkait dalam llal peraturan dan kelembagaan.