digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Masalah utama dalam listrik pedesaan adalah reliabilitas atau ketahanan dan sustainabilitas atau keberlanjutan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh pola penggunaan listrik (user centric) oleh masyarakat desa. Program listrik desa yang dilaksanakan oleh pemerintah pada umumnya adalah program pra elektrifikasi, meskipun beberapa program dilihat dari kapasitas yang diberikan sudah lebih dari program pra elektrifikasi, akan tetapi masih fokus kepada penyediaan kebutuhan dasar, yaitu sebagai penerangan. Meskipun listrik pedesaan mempunyai banyak tantangan, akan tetapi listrik pedesaan masih menjadi primadona dalam penyediaan listrik ke masyarakat, hal ini dikarenakan mudah dilakukan dan dapat memberikan akses ke energi yang cukup cepat bagi masyarakat pedesaan/pedalaman. Penelitian ini akan fokus pada bagaimana mengatasi hambatan keberlanjutan elektrifikasi pedesaan dengan menggunakan beberapa analisis kerangka kerja. Hal ini untuk memastikan analisis yang komprehensif dan dapat dianalisis dari sudut pandang yang berbeda. Kerangka kerja pertama adalah Kerangka Kerja Multi-Tier Analysis, kerangka kerja yang dikembangkan oleh Energy Sector Management Assistance Program (ESMAP) Bank Dunia untuk menganalisis tingkat akses terhadap energi, kerangka kerja kedua adalah analisis permodelan keuangan untuk mengukur manfaat dan keuntungan dari pendekatan ekonomi dan yang terakhir adalah analisis kerangka peraturan untuk menganalisis apakah pendekatan ekonomi dalam elektrifikasi pedesaan sudah difasilitasi dalam peraturan di Indonesia. Akan tetapi apabila kita telaah lebih dalam, sesungguhnya listrik pedesaan merupakan salah satu jalan untuk mencapai kemakmuran. Hal ini dapat terjadi bila program listrik pedesaan disandingkan dengan program ekonomi produktif yang memberikan masyarakat desa bukan hanya penerangan, akan tetapi juga dapat memberikan tambahan penghasilan yang akan meningkatkan perekonomian lokal. Integrasi listrik pedesaan dengan ekonomi produktif (business with the poor) membuat masyarakat menjadi lebih makmur. Hal ini harus dilakukan dengan dukungan para pihak (multi stakeholder). Penggabungan antara Engineering dan Social Entrepreneurship dalam program listrik desa, dilanjutkan dengan kegiatan ekonomi produktif, di koneksikan dengan pasar dan dibentuk jejaring, maka ekonomi lokal akan tumbuh, kemiskinan akan berkurang dan isu mengenai keberlanjutan listrik pedesaan akan teratasi.