Heating, ventilation, and air conditioning (pemanasan, ventilasi, dan pengondisian
udara—disingkat HVAC) adalah sistem kontrol lingkungan dalam ruangan yang
menyediakan kenyamanan termal dan kualitas udara yang baik untuk penghuni bangunan.
Khususnya di Jakarta, pengondisian udara memakan sekitar 47% dari total konsumsi energi
bangunan kantor. Listrik yang digunakan untuk menghidupkan sistem HVAC menghasilkan
jejak karbon yang signifikan. Jejak karbon yang tinggi di atmosfir mengakibatkan kenaikan
temperatur global, sehingga mengancam kehidupan manusia.
Banyak upaya telah dilakukan sektor publik untuk menghemat energi, namun sektor
swasta umumnya membutuhkan insentif yang lebih tinggi untuk turut serta dalam
mengurangi penggunaan energi. Dengan memilih sistem HVAC yang tepat, sektor swasta
dapat menekan biaya awal dan pengeluaran energi serta melestarikan lingkungan.
Perancangan dan pemilihan sistem HVAC bertujuan untuk mengestimasi beban pedinginan
bangunan dan memilih sistem HVAC dengan kapasitas pendinginan yang sesuai dengan
harga yang paling rendah. Meski demikian, insinyur sebaiknya mendorong rancangan yang
menghasilkan dampak lingkungan yang paling kecil.
Estimasi beban pendinginan dan perhitungan hilang tekanan dalam sistem saluran
udara dan pipa pendingin dilakukan pada sebuah bangunan kantor di Jakarta Pusat. Tiga
sistem HVAC dibandingkan berdasarkan spesifikasi teknis, harga total proyek, harga
kumulatif energi, dan dampak lingkungan dengan menggunakan metode kuantitatif.
Bangunan kantor menghasilkan beban puncak sebesar 197 kW dan sistem terpisah bersaluran
dipilih sebagai sistem HVAC yang paling sesuai untuk dipasang pada bangunan tersebut.
Sistem tersebut memiliki konsumsi energi spesifik sebesar 9.0 kWh/m
2/bulan dengan nilaiproyek sebesar 4,507,346,073 IDR.