Daun tempuyung merupakan obat tradisional yang banyak digunakan oleh
masyarakat. Khasiat daun tempuyung yang dikenal antara lain sebagai peluruh air
seni, sebagai diuretik, melindungi ginjal dari stress oksidatif, dan dapat
memperbaiki kondisi Impaired Glucose Tolerance (IGT). Penelitian sebelumnya
menunjukan fraksi etil asetat dari ekstrak etanol daun tempuyung (Sonchus
arvensis L.) memberikan aktivitas yang paling besar terhadap penghambatan
xanthin oksidase. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan menilai keamanan dari
ekstrak etil asetat daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) melalui uji toksisitas
akut dan subkronis pada hewan percobaan sebelum digunakan oleh manusia.
Daun tempuyung (Sonchus arvensis L.) diekstraksi dengan metode maserasi
menggunakan pelarut etil asetat. Uji toksisitas akut dilakukan pada mencit galur
ddY dengan metode konvensional. Rentang konsentrasi yang digunakan yaitu 0,19
g/kg bobot badan (bb), 0,56 g/kg bb, 1,67 g/kg bb, 5 g/kg bb dan 15 g/kg bb.
Sementara itu uji toksisitas subkronis dilakukan pada tikus galur Wistar dengan
pemberian sediaan zat uji selama 90 hari. Dosis uji yang digunakan yaitu 100
mg/kg bb, 400 mg/kg bb dan 1000 mg/kg bb. Pada uji dilakukan pengamatan
perilaku, perkembangan berat badan, indeks organ, hematologi, biokimia klinik
dan mikroskopik organ. Tidak terjadi kematian hingga dosis 15 g/kg bb pada
pengujian toksisitas akut baik pada hewan jantan dan betina. Begitu pula pada
pengujian toksisitas subkronis hingga dosis 1 g/kg bb selama 90 hari. Pengamatan
perilaku, profil bobot badan dan mikroskopik organ pada semua kelompok
menunjukan profil yang sebanding. Hasil pengamatan indeks organ, hematologi
dan biokimia klinik menunjukan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelompok uji dan kelompok kontrol.