digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Filial Yonky Sastra
PUBLIC yana mulyana

Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang disebabkan oleh adanya sumbatan, penyempitan, atau pecahnya pembuluh darah otak sehingga menyebabkan kematian jaringan otak. Stroke merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker, serta menjadi penyebab kecacatan utama. Data Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) tahun 2009 menunjukkan bahwa penyebab kematian utama di rumah sakit akibat stroke adalah sebesar 15%. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2002, sebanyak 5,7 juta orang meninggal karena stroke setiap tahunnya dan diperkirakan jumlahnya akan meningkat menjadi 6,7 juta pada tahun 2015. Hipertensi merupakan salah satu faktor resiko stroke yang umum dan utama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis drug related problems (DRPs) pada penggunaan obat antihipertensi yang diberikan pada pasien stroke rawat inap di satu rumah sakit swasta di Bandung. Penelitian ini merupakan analisis deskriptif – observasional yang dilakukan secara retrospektif dengan pengumpulan data obatobat antihipertensi serta obat lain untuk penanganan stroke yang tersedia di Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), lalu dilanjutkan dengan pengumpulan data rekam medik pasien dalam periode bulan September sampai Desember tahun 2012 dan 2013. Dari sejumlah pasien stroke yang dievaluasi (140 orang), sebagian besar kondisi pasien mengalami perbaikan (82,86%). Sebanyak 95,71% pasien memberikan respon positif terhadap obat antihipertensi yang diberikan. Sebanyak 53,57% pasien menggunakan kombinasi obat antihipertensi (golongan Calcium Channel Blocker/CCB dan Angiotensin Receptor Blocker/ARB paling banyak digunakan) dan sebanyak 46,43% pasien menggunakan obat antihipertensi tunggal (golongan CCB paling banyak digunakan). Obat lain untuk penanganan stroke yang digunakan adalah asam asetilsalisilat (31,43%), klopidogrel (17,86%), dan pirasetam (34,29%). Tidak terdapat ketidaksesuaian indikasi. Terdapat ketidaksesuaian dosis (2,14%) dan potensi terjadinya interaksi obat (5% interaksi obat mayor dan 10% interaksi obat moderate). Berdasarkan hasil penelitian, secara umum penggunaan obat antihipertensi pada pasien stroke di rumah sakit tersebut sudah tepat. Namun, terdapat ketidaksesuaian dosis dan potensi terjadinya interaksi obat.