digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Krisyanti Budipramana
PUBLIC yana mulyana

Penggunaan herbal secara tradisional untuk menyembuhkan penyakit diabetes mellitus sebagai sumber obat telah banyak dilakukan di masyarakat salah satunya jamur Ganoderma. Marga Ganoderma dibagi menjadi dua submarga berdasarkan ada tidaknya palisade. Submarga Ganoderma dengan permukaan mengkilap (laccate surface) atau memiliki palisade digolongkan ke dalam G. lucidum complex atau Ganoderma sedangkan submarga Ganoderma dengan permukaan tidak mengkilap (non-laccate surface) masuk ke dalam G. applanatum complex atau Elfvingia. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kompleks bersifat progresif yang disebabkan oleh gangguan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat kurangnya sekresi insulin, sensitivitas reseptor insulin, atau keduanya. Jumlah penderita diabetes mellitus cenderung mengalami kenaikan tiap tahunnya. Sitagliptin, linagliptin, dan alogliptin merupakan beberapa contoh obat golongan inhibitor DPP-4 yang telah beredar. Golongan obat inhibitor DPP-4 bekerja dengan cara memperpanjang waktu paruh dari glucagon like peptide-1 (GLP-1) yang kurang dari 2 menit akibat metabolisme dari enzim DPP-4. Dengan dihambatnya enzim DPP-4 maka kinerja hormon GLP-1 diharapkan dapat lebih maksimal dalam menyerap glukosa ke dalam sel tubuh. Keuntungan lain dari terapi inhibitor DPP-4 adalah kemampuannya sebagai terapi tunggal maupun kombinasi untuk tidak menginduksi kenaikan berat badan seperti golongan obat anti diabetes mellitus lama. Golongan obat oral antidiabetes yang juga memiliki resiko minimal terhadap peningkatan berat badan dan hipoglikemia ditunjukkan oleh golongan penghambat enzim ?-glukosidase. Golongan obat ini bekerja dengan cara menghambat pemecahan polisakarida menjadi glukosa sehingga tidak terjadi absorpsi lonjakan kadar gula darah pada titik waktu tertentu. Namun budidaya dan penggunaan medis submarga Ganoderma appalanatum complex kurang dimanfaatkan dibandingkan dengan submarga Ganoderma. Di samping itu laporan aktivitas Ganoderma masih terbatas pada ekstrak. Berdasarkan kajian di atas, perlu ditelaah kandungan metabolit sekunder dari submarga Ganoderma applanatum complex dan kemampuannya dalam menghambat enzim DPP-4 dan ?-glukosidase secara in vitro dan in silico. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan beberapa Ganoderma applanatum complex dan Ganoderma lucidum complex. Jamur G. australe merupakan satusatunya jenis Ganoderma applanatum complex yang berhasil dikumpulkan dan diekstraksi menggunakan pelarut dengan kepolaran bertingkat menggunakan alat Soxhlet. Isolasi dilakukan dengan metode kromatografi kolom hingga diperoleh 3 isolat. Berdasarkan hasil karakterisasi dan identifikasi Resonansi Magnetik Inti (RMI) diketahui ketiga isolat tersebut merupakan turunan steroid yaitu stellasterol, campuran ergosterol peroksida dan 9(11)-dehidroergosterol peroksida, serta ergosterol. Selanjutnya ketiga macam ekstrak dan ketiga isolat diuji aktivitasnya dalam menghambat enzim DPP-4 dan ?-glukosidase. Aktivitas penghambatan enzim DPP-4 oleh ekstrak metanol (IC50 12,63 ± 5,17) µg/ml paling baik dibandingkan ekstrak lainnya. Sebaliknya, ekstrak metanol (IC50 86,59 ± 13,42) µg/ml memberikan aktivitas penghambatan enzim ?-glukosidase paling rendah dibandingkan ekstrak lain. Ergosterol peroksida memberikan aktivitas penghambatan paling tinggi dalam menghambat enzim DPP-4 (IC50 138,96 ± 24,76) µM dan ?-glukosidase (IC50 50,09 ± 16,47) µM dibandingkan isolat lainnya. Studi in silico digunakan sebagai pendekatan untuk menggambarkan pola interaksi dari ketiga isolat dengan sisi aktif enzim DPP-4 (PDB: 1X70) dan ?-glukosidase (PDB: 3W37). Stellasterol, ergosterol peroksida, dan ergosterol tidak membentuk ikatan hidrogen dengan asam amino yang sama dengan sitagliptin sebagai kontrol positif di dalam kantung enzim DPP-4. Sebaliknya, ketiga isolat banyak membentuk ikatan ?-alkil dengan asam amino pada kantung S1 yang bersifat hidrofobik. Ketiga isolat hanya mengikat tiga asam amino yang sama bila dibandingkan dengan sitagliptin, yaitu Tyr666, Tyr662, dan Phe357. Pengujian ketiga isolat pada kantung enzim ?-glukosidase menunjukkan bahwa ketiga isolat berikatan dengan enam asam amino yang sama bila dibandingkan dengan akarbosa, yaitu His626, Asn237, Ala234, Trp329, Phe601, dan Met470. Dapat disimpulkan bahwa mekanisme kerja ketiga isolat turunan steroid sebagai anti diabetes mellitus tipe 2 diperkirakan lebih menyerupai inhibitor ?-glukosidase daripada sebagai inhibitor DPP-4.