digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) menyebut bahwa produksi minyak bumi Indonesia akan turun mencapai 93 juta Setara Barel Minyak (SBM) pada tahun 2050. Sementara itu, kemiri sunan tumbuh di Indonesia dan berpotensi menjadi sumber bahan baku Bahan Bakar Nabati (BBN). Penelitian ini mengkaji penggunaan mesin ekstraksi ulir tunggal fleksibel untuk mengekstrak minyak kernel kemiri sunan lalu dilanjutkan dengan konversi minyak kasar menjadi biodiesel. Mesin ekstraksi ulir tunggal fleksibel menggunakan konfigurasi ulir T66/F16/I41/I41/I41/I41/F16/F10, kecepatan rotasi poros 25 rpm, temperatur selubung 75 C, selubung filter 627 lubang, dan ukuran bahan baku 5 mm x 5 mm. Sebelum ekstraksi, kadar air kemiri sunan bermassa awal 300 g diatur dengan variasi kadar air 11,32, 7, dan 5%. Selain itu, penelitian ini juga mengkaji efek yang dihasilkan dari penambahan jerami pada ekstraksi mekanik terhadap rendemen yang dihasilkan. Kernel kemiri sunan bermassa awal 200 g dicampur dengan jerami dengan variasi massa 5, 10, dan 20 g. Ampas basah hasil ekstraksi mekanik diekstraksi lebih lanjut dengan melarutkannya menggunakan n-heksana. Minyak kasar yang diperoleh dikonversi menjadi biodiesel. Kadar air kernel 5% memberikan rendemen terbaik yakni sebesar 13,88%. Penambahan jerami sebesar 5 g menghasilkan rendemen terbaik yakni sebesar 14,97%, sedangkan tanpa penambahan jerami hanya menghasilkan rendemen 9,09%. Biodiesel kemiri sunan terbaik yang diperoleh menghasilkan nilai angka asam (0,46 mg KOH/g minyak), densitas (0,888 g/ml), dan viskositas kinematik (4,614 mm 2/s) yang telah memenuhi persyaratan SNI 7182:2015. Sementara itu, angka iodium biodiesel belum memenuhi persyaratan SNI 7182:2015 sehingga minyak kemiri sunan perlu diteliti lebih lanjut untuk bidang selain sebagai bahan bakar.