ABSTRAK Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan COVER Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 1 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 2 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 3 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 4 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 5 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan BAB 6 Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan PUSTAKA Okta Aryani Saputri Ed
PUBLIC Irwan Sofiyan
Prediksi tekanan pori memiliki implikasi yang penting dalam menentukan suatu
kegiatan pengeboran. Tesis ini membahas prediksi tekanan pori di Cekungan
Makassar Bagian Utara dengan menggunakan data dari tiga sumur. Selat Makassar
Utara dan laut dalam Cekungan Kutai merupakan wilayah eksplorasi migas
pertama di laut dalam (>1000 m) dan frontier area di Indonesia. Selat Makassar
membentang dengan arah utara – selatan sepanjang 600 km dan lebar antara 100 –
200 km serta kedalaman air laut dapat mencapai lebih dari 2000 m.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui karakteristik overpressure yang
meliputi penyebab dari kemunculan overpressure, penentuan puncak
overpressure, serta memprediksi tekanan pori untuk diaplikasikan pada sumur
sumur sekitar daerah penelitian yang akan dibor. Data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa data pengeboran (pengukuran tekanan pori secara langsung
dan laporan akhir pengeboran), data log talikawat (log gamma ray, resistivitas,
densitas, dan sonik), dan data pendukung (deskripsi batuan, data biostratigrafi dan
data geokimia).
Pada daerah penelitian penyebab dari overpressure adalah peningkatan laju
sedimentasi dalam waktu yang relatif singkat yang disebut mekanisme loading
(disequilibrium compaction). Metode Eaton digunakan untuk menghitung tekanan
pori. Eksponen Eaton yang digunakan berkisar antara 2.5 – 4 dengan menggunakan
log resistivitas. Eksponen Eaton ini relatif sesuai dengan data pengukuran tekanan
langsung dan berat lumpur. Diagenesa mineral lempung tidak terlihat pada
crossplot antara log densitas dan log sonik dimana sebagian besar data berada pada
fase awal diagenesa. Analisis kematangan batuan induk memperlihatkan bahwa
batuan induk belum matang sampai dengan kedalaman akhir sumur, sehingga tidak
terdapat kontribusi pembentukan overpressure melaluli mekanisme ini, paling
tidak sampai kedalaman akhir sumur. Hasil analisis tekanan pori pada daerah
penelitian mengindikasikan bahwa overpressure terjadi pada umur Miosen Akhir
– Pliosen di interval kedalaman 3100 – 4400 m. Kemunculan puncak overpressure
dipengaruhi oleh kecepatan sedimentasi dengan laju sedimentasi 266m/juta tahun
– 365 m/juta tahun.