digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam perindustrian yang menggunakan pewarna, masalah yang sering ditemui adalah air limbah yang berwarna. Salah satu pewama yang digunakan ada lah met i len biru yang sulit didegradasi secara alarni karena stmkturnya yang heterosiklik arornatik. Pada penelitian ini dilakukan sintesis adsorben menggunakan biji salak yang direaksikan dengan epiklorohidrin dengan rasio I :2 (w/w) selama 5 jam dan tcraktivasi oleh asam sulfat pekat dengan rasio I :4 pada suhu 50 "C selama 5 jam. Karakterisasi adsorben hasil sintesis dilakukan rnenggunakan analisis Fourier Transform Infrared (FTIR), X-Ray Difraction (XRD), Particle Si:::e Analyzer (PSA) dan Scanning F:Iectron Microscope (SEM). Terhadap adsorben termodifikasi dan teraktivasi rulakukan pengujuan proses adsorpsi pada berbagao parameter seperti waktu kontak, pH larutan, konsentrasi awaL massa adsorben serta temperatur dengan menggunakan sistem batch. Dua model isoterrn yrutu isoterm Langmuir dan Freundlich rupelajari untuk mendeskripsian keadaan saat proses adsorpsi sctimbang. Model kinetika yang dipelajari untuk menginterpretasikan data adsorpsi adalah model pseudo orde-satu dan pseudo orde-dua. Studi mengenai adsorpsi metilen biru dengan adsorben biji salak (BS), adsorben biji salak hasil reaksi dengan epiklorohidrin (BS-EPK) serta adsorben biji salak rureaksi.kan dengan epiklorohidrin dan diaktivasi (BS-EPK-AC) menunjukkan bahwa BS-EPK-AC memiliki kapasitas adsorpsi maksimurn yang lebih besar dibanding lainnya, yaitu 60,236 mg/g untuk BS-EPK-AC. Kondisi optimum proses adsorpsi metilen biru oleh BS-EPK-AC didapatkan saat pH II, konsentrasi 400 mg/L, waktu 45 men it, dan massa adsorben 15 mg. Kapasitas maksimum yang dihasilkan dari penentuan kondisi optimum adalah 232,054 mg/g. Melalui penelitian diketahui bahwa pola isoterm adsorpsi mengikuti isoterm Langmuir dan kinetika pseudo orde-dua. Studi termodinamika menunjukkan proses adsorpsi berlangsung lebih spontan seiring meningkatnya temperatur dengan nilai energi bebas Gibbs (t..G) adalah -5,041 kJ/mol pada suhu 25 °C dan mcngalami penurunan pada suhu 45 °C menjadi -5,379 kJ/mol dan pada 65 °C -5,718 kJ/mol. Proses adsorpsi terjadi secara endotermik dengan nilai entalpi (Mf) 2.107 J /mol. Sementara itu, nilai entropi (t..S) dipcroleh sebesar 16,911 J/mol K.