digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Sahlan Ramadhan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pertanyaan “Apakah kita sendirian di Alam Semesta?” masih menjadi tanda tanya besar bagi para ilmuwan hingga saat ini. Persamaan Drake dapat memberikan estimasi terhadap banyaknya jumlah peradaban cerdas yang dapat melakukan komunikasi yang mungkin kita temukan di Galaksi Bima Sakti. Dalam rangka menjawab pertanyaan ada atau tidaknya keberadaan mereka, dimulailah suatu program saintifik yang bernama SETI (Search for Extraterrestrial Intelligence) atau “Pencarian Makhluk Cerdas Luar-Bumi”. Program ini dilakukan dengan cara mencari sinyal elektromagnetik artifisial yang datang dari luar angkasa pada spektrum radio. Pemilihan spektrum radio ini didasari oleh pengetahuan bahwa terdapat jendela pengamatan yang disebut dengan Water Hole dengan rentang nilai spektrum 1,42 GHz – 1,68 GHz yang memiliki minim gangguan. Telah banyak program-program SETI yang telah dilakukan dengan berbagai macam instrumen dan metode sejak tahun 1960 hingga saat ini, tetapi sinyal dari ETI belum ditemukan.Dengan mempelajari perkembangan program-program SETI yang telah ada, maka dilakukan tinjauan penelitian SETI pada Observatorium Bosscha. Tinjauan dilakukan dengan mengamati sinyal radio dalam rentang frekuensi 1,4 – 1,7 GHz. Pengamatan dilakukan dalam dua bentuk, pengamatan RFI (Radio Frequency Interference) dan pengamatan Drift Scan. Pengamatan RFI dilakukan dengan menggunakan antena omnidirectional yang dapat menangkap sinyal radio dari segala arah. Pengamatan Drift Scan dilakukan dengan menggunakan Teleskop Radio Hidrogen berdiameter 5,72 meter dalam arah zenith. Dalam pengamatan ini digunakan pula Spectrum Analyzer GWSInstek-GSP380 sebagai receiver dan software Cricket 2.1 sebagai program akuisisi data. Walau sebagian besar sinyal yang teramati merupakan RFI, terdapat pula sinyal-sinyal yang bersifat transient – yang hanya muncul pada saat-saat tertentu saja – yang belum diketahui sumbernya.