COVER Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti DAFTAR Rahardrian Prananditya
PUBLIC Alice Diniarti
Pestisida merupakan salah satu pencemar yang berasal dari kegiatan pertanian.
Salah satu golongan pestisida yang sering digunakan adalah insektisida
organoklorin. Beberapa insektisida organoklorin termasuk dalam kelompok
persistent organic pollutants (POP’s) yang merupakan jenis pencemar yang
dipermasalahkan di seluruh dunia akibat sifatnya yang kronis, persisten dan
bioakumulatif. Meskipun penggunaan insektisida ini sudah dilarang di Indonesia,
namun masih banyak petani yang menggunakannya, termasuk di daerah hulu
Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat. Penelitian/ pengambilan data
terutama akan difokuskan pada wilayah perkebunan, dikarenakan di wilayah
perkebunan kuantitas pemakaian insektisida paling banyak digunakan, mengingat
komoditas tanaman perkebunan yang ada di wilayah ini sangat rentan terkena
hama. Pengambilan sampling dilakukan berdasarkan metode penentuan pestisida
di udara ambien, menggunakan High Volume Sampler dan dianalisis dengan
metode Gas Kromatografi (EPA Methods T04). Parameter organoklorin yang
diukur yaitu Lindan, Heptaklor, Aldrin, Endosulfan, DDT, Dieldrin, dan Endrin.
Penentuan lokasi titik sampling ditentukan berdasarkan 3 kriteria: dekat dengan
sumber, jarak 50 meter dari sumber, dan jarak 100 meter dari sumber. Hasil
pengukuran menunjukkan konsentrasi organoklorin terdeteksi pada kisaran 0 –
0,119 mg/m3 std untuk fase partikulat dan 0 – 0,183 mg/m3 std untuk fase gas,
dengan 1 parameter Endrin melebihi baku mutu. Penyebaran organoklorin
dianalisis dan dibuat peta penyebaran/pemodelan spray dengan metode dispersi
atmosfer berbasis Sistem Informasi Geografis. Penyebaran organoklorin di udara
dipengaruhi oleh faktor-faktor meteorologis seperti angin, temperatur, tekanan,
kelembapan, serta faktor ukuran partikel insektisida yang disemprotkan.