digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2018 TA PP GALIH WHISNU ROMANTYO 1.pdf)u
Terbatas  Suharsiyah
» Gedung UPT Perpustakaan

Injeksi air telah menjadi metode yang paling sukses dan banyak dilakukan di lapangan minyak karena mampu meningkatkan perolehan minyak dari reservoir, serta mudah dan biaya yang rendah untuk meningkatkan faktor perolehan, terutama di Indonesia. Namun, metode EOR, setelah proses IOR selesai sangat penting untuk memperoleh oil recovery yang lebih tinggi dengan menggunakan alkali, surfaktan, polimer, uap, CO2, energi panas, atau metode lainnya yang akan mendorong keluarnya minyak, mengubah wettability, memberikan efek swelling, termasuk mekanisme lain yang akan menyebabkan meningkatnya perolehan minyak dari reservoir. Tetapi, beberapa metode EOR belum dieksekusi di Indonesia karena faktor visibilitas dan biaya yang cukup tinggi untuk mengimplementasikan EOR. Injeksi air bersalinitas rendah dapat dijadikan sebagai alternatif untuk metode EOR dan telah menjadi topik dalam riset penting saat ini di industri migas. Hal ini terjadi setelah dipublikasikannya riset bahwa injeksi air bersalinitas rendah dapat meningkatkan perolehan minyak hingga 10-20% melalui eksperimen coreflood dan pilot di lapangan. Kelebihan dari injeksi air bersalinitas rendah diharapkan dapat digunakan sebagai solusi metode EOR di Indonesia yang dapat dipertimbangkan.. Untuk melihat hasil dari penerapan metode ini di Indonesia, studi ini akan membahas mengenai desain optimal untuk kebutuhan operasional mengenai parameter injeksi di reservoir batupasir pada struktur T yang terletak pada lapangan S. Mekanisme yang sudah diajukan oleh para peneliti diimplementasikan pada simulator reservoir komposisional dengan menggunakan simulator GEMTM (CMG Ltd.) . Lapangan ini mempunyai karakteristik minyak ringan-menengah dengan model PVT yang dibentuk dengan WINPROPTM (CMG Ltd.). Studi untuk mendapatkan desain optimal telah dilakukan dengan menggunakan 2 jenis air, yaitu air formasi dan air bersalinitas rendah (1782 ppm) dengan tujuan agar mendapat perolehan minyak yang optimal dan penurunan saturasi minyak residual yang optimal. Hasil dari studi ini menunjukkan bahwa injeksi air bersalinitas rendah lebih cocok digunakan untuk metode EOR dibandingkan dengan secondary recovery. Hal ini disebabkan oleh perbedaan mekanisme yang dijelaskan dalam beberapa mekanisme seperti MIE dan Electrical Double Layer Expansion yang akan menyebabkan partikel minyak terlepas dari clay. Pada studi ini, didapatkan juga bahwa semakin besar laju dan tekanan injeksi yang dilakukan maka semakin tinggi pula perolehan minyaknya. Uji interwell yang dilakukan pada lapangan ini mendapatkan hasil, yaitu meningkatnya produksi kumulatif minyak hingga 11% dibandingkan dengan penggunaan injeksi air biasa.