digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tien Vanny Setyawan
PUBLIC yana mulyana

Pneumonia merupakan infeksi penyebab kematian anak-anak usia 1-59 bulan di Indonesia pada tahun 2015 dengan presentase terbanyak, yaitu 14%. Jumlah kasus pneumonia balita di puskesmas Kota Bandung mencapai angka 14.469 kasus. Pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus atau bisa disebut dengan bronkopneumonia. Pengobatan bronkopneumonia yang disebabkan bakteri adalah antibiotik. Tingginya angka mortalitas dan morbiditas pneumonia pada balita dipengaruhi berbagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kesesuaian penggunaan antibiotik dan mengidentifikasi faktor risiko internal dan eksternal bronkopneumonia sehingga pihak puskesmas dapat melakukan upaya pencegahan. Penelitian ini merupakan studi deskriptif-observasional pasien bronkopneumonia usia di bawah 5 tahun secara konkuren melalui wawancara keluarga pasien dan retrospektif melalui rekam medik pasien pada periode Februari hingga April 2016 di Puskesmas Ibrahim Adjie dan Puskesmas Puter, Bandung. Dari penelitian ini didapatkan 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Penggunaan antibiotik yang lebih banyak adalah amoksisilin (57,14%) dibandingkan dengan kotrimoksazol (42,86%). Kesesuaian dosis amoksisislin 17,5% dan kesesuaian frekuensi pemberian amoksisilin 20%, sedangkan kesesuaian dosis kotrimoksazol 46,67% dan kesesuaian frekuensi pemberian kotrimoksazol 93,33%. Kesesuaian dosis dan frekuensi pemberian amoksisilin lebih rendah dibandingkan kotrimoksazol, sedangkan durasi penggunaan kedua antibiotik belum sesuai dengan literatur. Pada penelitian ini, faktor risiko bronkopenumonia yang paling banyak adalah pemberian ASI tidak eksklusif (70%) untuk faktor risiko internal dan hunian padat (67,1%) untuk faktor risiko eksternal.