Pneumonia merupakan infeksi penyebab kematian anak-anak usia 1-59 bulan di Indonesia pada
tahun 2015 dengan presentase terbanyak, yaitu 14%. Jumlah kasus pneumonia balita di puskesmas
Kota Bandung mencapai angka 14.469 kasus. Pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan
proses infeksi akut pada bronkus atau bisa disebut dengan bronkopneumonia. Pengobatan
bronkopneumonia yang disebabkan bakteri adalah antibiotik. Tingginya angka mortalitas dan
morbiditas pneumonia pada balita dipengaruhi berbagai faktor risiko. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan kesesuaian penggunaan antibiotik dan mengidentifikasi faktor risiko internal dan
eksternal bronkopneumonia sehingga pihak puskesmas dapat melakukan upaya pencegahan.
Penelitian ini merupakan studi deskriptif-observasional pasien bronkopneumonia usia di bawah 5
tahun secara konkuren melalui wawancara keluarga pasien dan retrospektif melalui rekam medik
pasien pada periode Februari hingga April 2016 di Puskesmas Ibrahim Adjie dan Puskesmas Puter,
Bandung. Dari penelitian ini didapatkan 70 pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Penggunaan
antibiotik yang lebih banyak adalah amoksisilin (57,14%) dibandingkan dengan kotrimoksazol
(42,86%). Kesesuaian dosis amoksisislin 17,5% dan kesesuaian frekuensi pemberian amoksisilin
20%, sedangkan kesesuaian dosis kotrimoksazol 46,67% dan kesesuaian frekuensi pemberian
kotrimoksazol 93,33%. Kesesuaian dosis dan frekuensi pemberian amoksisilin lebih rendah
dibandingkan kotrimoksazol, sedangkan durasi penggunaan kedua antibiotik belum sesuai dengan
literatur. Pada penelitian ini, faktor risiko bronkopenumonia yang paling banyak adalah pemberian
ASI tidak eksklusif (70%) untuk faktor risiko internal dan hunian padat (67,1%) untuk faktor risiko
eksternal.