Salah satu komplikasi yang paling sering dijumpai pada pasien DM adalah gangguan fungsi ginjal,
atau yang dikenal dengan diabetik nefropati. Kondisi diabetik nefropati juga umumnya diperparah
dengan infeksi saluran urin. Obat yang digunakan pada kondisi tersebut adalah gliklazid dan
siprofloksasin. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan farmakokinetika gliklazid dan
siprofloksasin pada pemberian bersama pada tikus jantan galur Wistar yang menjalani dialisis
peritoneal, mengingat pada aplikasi klinis pasien diabetik nefropati harus menjalani dialisis secara
rutin. Tikus uji dibagi menjadi 3 kelompok, kelompok I diberikan larutan siprofloksasin (103 mg/kg
bb, kelompok II diberikan suspensi gliklazid (33 mg/kg bb), kelompok III diberikan suspensi
gliklazid bersama larutan siprofloksasin secara intragasrik. Sampel darah dan cairan dialisat
diambil sesuai dengan titik sampling yang telah ditentukan, kemudian dianalisis dengan KCKT dan
profil farmakokinetiknya ditentukan. Parameter farmakokinetika kelompok siprofloksasin tunggal
berbeda secara signifikan (p<0,05) dengan kelompok pemberian bersama glikazid, berupa
peningkatan t1/2 biologis (5,42 ± 1,02 menjadi 15,24 ± 5,30 jam), AUC0-????(4,12 ± 1,13 menjadi 21,86
± 10,51 µg.jam/mL) dan penurunan clearance (26,74 ± 8,01 menjadi 5,55 ± 2,32 L/jam.kg). Tidak
ada perbedaan bermakna pada parameter farmakokinetik gliklazid pada pemberian tunggal dan
kombinasi pada kondisi dialisis peritoneal. Pemberian gliklazid bersama siprofloksasin dosis
tunggal pada kondisi dialisis peritoneal memberikan pengaruh secara signifikan terhadap profil
farmakokinetika siprofloksasin, namun tidak pada farmakokinetika gliklazid. Perubahan
farmakokinetika siprofloksasin tersebut terjadi baik pada tikus normal yang menjalani dialisis
peritoneal sejalan dengan hasil pada tikus yang tidak menjalani dialisis peritoneal.