digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Irka Wijaya
PUBLIC yana mulyana

Kosmetik yang banyak digunakan oleh masyarakat harus bebas dari bahan berbahaya. Hidrokuinon dan merkuri adalah bahan yang sudah dilarang oleh BPOM. Pengetahuan masyarakat akan keamanan kosmetik masih terbatas. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan tingkat pengetahuan mengenai keamanan kosmetik pada 300 responden yang terdiri dari masing-masing 100 responden mahasiswa sekolah farmasi (SF), masyarakat, dan konsumen klinik kecantikan menggunakan metode kuesioner dan uji chi square, serta pengujian kualitatif kosmetik akan kandungan hidrokuinon dan merkuri. Parameter tingkat pengetahuan yang dibandingkan adalah pengetahuan nama dan fungsi merkuri, pengetahuan nama dan fungsi hidrokuinon, dan pengetahuan cara membedakan kosmetik berbahaya. Mahasiswa SF memiliki tingkat tertinggi pada parameter pengetahuan nama merkuri (95%) dan fungsinya (57%). Kelompok masyarakat dan konsumen klinik memiliki tingkat yang sama untuk pengetahuan nama merkuri (70% dan 60%) dan fungsinya (28% dan 31%). Tingkat pengetahuan mahasiswa SF dan klinik berada di posisi tertinggi dengan 37% dan 25% mengetahui nama hidrokuinon, 22% dan 15% mengetahui fungsinya, serta 39% dan 31% tahu cara membedakan kosmetik. Masyarakat memiliki tingkat pengetahuan terendah dengan 3% yang mengetahui nama hidrokuinon dan 2% yang mengetahui fungsinya, serta 18% mengetahui cara membedakan kosmetik yang aman. Analisis kualitatif hidrokuinon dilakukan menggunakan kromatografi lapis tipis dengan fasa gerak n-heksana dan aseton. Sedangkan, pengujian merkuri menggunakan reaksi warna dengan difenilkarbazon. Sampel kosmetik yang diuji terdiri dari 10 sampel kosmetik yang paling sering digunakan berdasarkan kuesioner dan 4 sampel acak kosmetik yang dibeli di pasaran. Tidak ditemukan sampel kosmetik yang dipilih berdasarkan hasil kuesioner dan acak yang mengandung hidrokuinon. Namun, 10% sampel kosmetik hasil kuesioner mengandung merkuri dan pada 50% sampel acak mengandung merkuri.