digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti



BAB 5 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti

Artemisinin merupakan senyawa seskuiterpen lakton yang digunakan sebagai antimalaria dalam metode pengobatan artemisinin-based combination therapy (ACT). Artemisinin secara alami dihasilkan oleh tumbuhan Artemisia annua L. dalam kadar yang sangat sedikit (0,01-1%), sehingga diperlukan upaya meningkatkan kadar artemisinin untuk mengimbangi kebutuhan artemisinin sebagai antimalaria. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar artemisinin pada daun A. annua melalui transformasi transien gen ads (amorpha- 4,11-diene synthase), cyp71av1 (cytochrome P450 monooxygenase), dan dbr2 (double bond reductase) yang berperan dalam biosintesis artemisinin dengan perantara Agrobacterium tumefaciens. Daun ke-3 hingga daun ke-7 ditransformasi menggunakan metode vakum infiltrasi. Keberhasilan transformasi dikonfirmasi melalui uji histokimia GUS dalam bentuk area biru dan isolasi DNA genom daun transforman, sedangkan analisis metabolit dilakukan dengan HPLC (highperformance liquid chromatography). Efisiensi transformasi gen ads, cyp71av1, dbr2, ko-transformasi gen ads dan cyp71av1, ads dan dbr2, cyp71av1 dan dbr2, serta ko-transformasi ketiga gen secara berurutan, yaitu 32,44%, 2,49%, 0%, 56,34%, 45,06%, 0,02%, dan 33,05%. Kadar artemisinin kontrol tanpa transformasi dan hasil dari transformasi satu macam plasmid rekombinan ads, cyp71av1, dan dbr2 secara berurutan yaitu 0,013%, 0,013%, 0,020%, dan 0,022% (b/b), sedangkan kadar artemisinin hasil dari ko-transformasi ads dan cyp71av1, ads dan dbr2, cyp71av1 dan dbr2, dan ko-transformasi ketiga gen, yaitu 0,010%, 0,005%, 0,013%, dan 0,005% (b/b). Perlakuan transformasi tunggal gen dbr2 menghasilkan kadar artemisinin paling tinggi daripada perlakuan plasmid rekombinan lain, yaitu sebesar 1,6 kali lebih tinggi daripada kontrol tanpa transformasi.