COVER Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4A Harmita Maharani
PUBLIC  BAB 4B Harmita Maharani
PUBLIC  BAB 5 Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Harmita Maharani
PUBLIC Alice Diniarti
Artemisinin merupakan senyawa seskuiterpen lakton yang digunakan sebagai
antimalaria dalam metode pengobatan artemisinin-based combination therapy
(ACT). Artemisinin secara alami dihasilkan oleh tumbuhan Artemisia annua L.
dalam kadar yang sangat sedikit (0,01-1%), sehingga diperlukan upaya
meningkatkan kadar artemisinin untuk mengimbangi kebutuhan artemisinin
sebagai antimalaria. Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan kadar
artemisinin pada daun A. annua melalui transformasi transien gen ads (amorpha-
4,11-diene synthase), cyp71av1 (cytochrome P450 monooxygenase), dan dbr2
(double bond reductase) yang berperan dalam biosintesis artemisinin dengan
perantara Agrobacterium tumefaciens. Daun ke-3 hingga daun ke-7 ditransformasi
menggunakan metode vakum infiltrasi. Keberhasilan transformasi dikonfirmasi
melalui uji histokimia GUS dalam bentuk area biru dan isolasi DNA genom daun
transforman, sedangkan analisis metabolit dilakukan dengan HPLC (highperformance
liquid chromatography). Efisiensi transformasi gen ads, cyp71av1,
dbr2, ko-transformasi gen ads dan cyp71av1, ads dan dbr2, cyp71av1 dan dbr2,
serta ko-transformasi ketiga gen secara berurutan, yaitu 32,44%, 2,49%, 0%,
56,34%, 45,06%, 0,02%, dan 33,05%. Kadar artemisinin kontrol tanpa
transformasi dan hasil dari transformasi satu macam plasmid rekombinan ads,
cyp71av1, dan dbr2 secara berurutan yaitu 0,013%, 0,013%, 0,020%, dan 0,022%
(b/b), sedangkan kadar artemisinin hasil dari ko-transformasi ads dan cyp71av1,
ads dan dbr2, cyp71av1 dan dbr2, dan ko-transformasi ketiga gen, yaitu 0,010%,
0,005%, 0,013%, dan 0,005% (b/b). Perlakuan transformasi tunggal gen dbr2
menghasilkan kadar artemisinin paling tinggi daripada perlakuan plasmid
rekombinan lain, yaitu sebesar 1,6 kali lebih tinggi daripada kontrol tanpa
transformasi.