COVER Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti DAFTAR Cavin Ornando Simorangkir
PUBLIC Alice Diniarti
Isu eksklusi sosial masih sering terjadi di kalangan disabilitas. Salah satu faktor
yang menyebabkan eksklusi sosial di kalangan disabilitas adalah terkait dengan
aksesibilitas. Akses yang buruk akan mengganggu sikap dan mempengaruhi
perilaku perjalanan penyandang disabilitas. Dalam perencanaan dan perancangan
aksesibilitas yang aksesibel bagi penyandang disabilitas, penting untuk mengetahui
persepsi mereka terkait gangguan yang dihadapi. Penelitian dilakukan untuk
menjawab permasalahan faktor-faktor penting yang menjadi gangguan aksesibilitas
bagi para disabilitas netra serta penggunaan Structural Equation Model (SEM)
untuk menganalisis pengaruh gangguan tersebut terhadap sikap dan perilaku
perjalanan mereka. Dari hasil penelitian, diperoleh gangguan yang paling
berpengaruh terhadap sikap saat perjalanan dari para disabilitas netra adalah
gangguan dari sisi jalur pejalan kaki, seperti halangan di atas trotoar, kerusakan
jalur, serta permasalahan desain dan kelengkapan trotoar. Begitu juga, dalam
pemilihan moda serta ongkos yang dikeluarkan, gangguan jenis tersebut akan
sangat mempengaruhi mereka menentukan moda yang mudah diakses, yang akan
secara otomatis berpengaruh terhadap ongkos yang dikeluarkan. Namun, keputusan
dalam melakuan perjalanan, kondisi sosial dan lingkungan menjadi faktor
gangguan yang sangat perlu untuk diperhatikan. Akibat gangguan-gangguan
tersebut, penyandang disabilitas netra merasa tidak aman dan tidak nyaman saat
melakukan perjalanan, akan tetapi mereka masih tetap percaya diri untuk
melakukan perjalanan tanpa harus bergantung dengan orang lain. Pada umumnya
penyandang disabilitas tidak akan membatalkan tujuan perjalanan mereka karena
harus memenuhi kebutuhan sehari-hari. Frekuensi perjalanan mereka tergolong
biasa, yaitu dapat melakukan 4 kali perpindahan lokasi dalam sehari sekalipun
adanya gangguan aksesibilitas. Jarak yang mereka mau tempuh dengan berjalan
kaki juga termasuk tinggi, yaitu 600 s.d 800 meter. Moda yang paling sering
digunakan para disabilitas netra adalah transportasi online dan mayoritas dari
mereka mampu mengeluarkan ongkos perjalanan sebesar Rp15.000,00 s.d
Rp20.000,00 dalam sehari.