digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PEMILIHAN TEKNOLOGI RENDAH KARBON PADA PABRIK AMONIA Oleh: Sarah Margaretha Sitorus NIM: 23017052 (Program Studi Magister Teknik Kimia) Penerapan teknologi proses pada pabrik amonia di Indonesia belum beroperasi dengan menggunakan teknologi yang efisien sehingga menyebabkan peningkatan emisi CO2. Ditambah dengan adanya rencana pemerintah akan menggunakan batu bara sebagai sumber energi akan meningkatkan emisi CO2 yang dihasilkan. Sehingga perlu dilakukan penurunan emisi CO2 pada pabrik amonia di Indonesia dengan mengintegrasikan antara bahan baku alternatif dan teknologi rendah karbon. Pada penelitian ini, analisa kuantitatif dilakukan pada setiap unit proses pabrik amonia untuk menentukan mitigasi dari kegiatan IPPU di pabrik amonia Indonesia dengan menggunakan model AIM/End-use dari tahun 2010-2030. Model yang dibangun terdiri dari skenario baseline dan skenario mitigasi. Skenario mitigasi pertama (CM1) dilakukan melalui peningkatan efisiensi dengan penerapan teknologi rendah karbon yang belum diterapkan pada tahun awal pemodelan di Indonesia, namun akan diterapkan dalam model untuk masa yang akan datang. Skenario mitigasi kedua (CM2) dilakukan melalui pemanfaatan bahan baku alternatif seperti batu bara dengan penambahan teknologi penyerapan dan penyimpanan karbon (PPK) untuk reduksi CO2 (CM2). Skenario mitigasi ketiga (CM3) dilakukan melalui pemanfaatan biomassa disertai penerapan teknologi PPK untuk reduksi CO2. Analisis pemilihan langkah mitigasi pada model AIM/End-use menunjukkan bahwa penerapan teknologi rendah karbon dapat menurunkan emisi CO2 terkait IPPU sebesar 1,96 ton CO2e/ton amonia. Pemanfaatan batu bara disertai teknologi penyerapan dan penyimpanan karbon (PPK) menurunkan emisi CO2 terkait IPPU paling signifikan sebesar 4,76 juta ton CO2e/ton amonia. Pemanfaatan biomassa memberikan penurunan emisi CO2 sebesar 5,49 juta ton CO2e. Hasil penelitian pada perangkat ACC dengan nilai pajak karbon optimum 50 USD/tonCO2, dirumuskan peta panduan teknologi terpilih dengan potensi reduksi emisi CO2 optimal masing-masing skenario sebesar 5,8 juta ton CO2e; 8,7 juta ton CO2e; 9juta ton CO2e. Adapun penghematan biaya mitigasi pada skenario CM1 sebesar 216 juta USD, dan penambahan biaya mitigasi pada skenario CM2 dan CM3 sebesar 22 juta USD dan 48 juta USD. Sehingga langkah mitigasi dengan subtitusi bahan baku alternatif disertai teknologi penyerapan dan penyimpanan karbon (PPK) merupakan prioritas yang harus dipertimbangkan di masa mendatang.