COVER Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
2016 TA PP MOHAMAD HANIFAN BAB 4.pdf?
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Teguh Aditanoyo
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan
Biola bambu memiliki kualitas suara yang unik yang terdengar berbeda dari biola
kayu pada umumnya. Penelitian ini berfokus menemukan parameter fisis yang
mampu menjelaskan perbedaan suara dengan melakukan analisis vibro-akustik
berdasarkan hasil dari eksperimental fisis dan perhitungan numerik (simulasi).
Sebuah apparatus penggesek biola otomatis dibuat untuk menghasilkan gesekan
yang berpresisi tinggi. Sebuah piezoelektrik diletakkan pada permukaan badan
biola untuk merekam gaya eksitasi dari bridge. Sementara itu, pada jarak 50 cm
dari resonator (soundbox) diletakkan mikrofon merekam tingkat tekanan suara
yang dihasilkan biola. Pengukuran dua besaran tersebut dilakukan secara simultan
dan selanjutnya dihasilkan fungsi transfer yang merupakan rasio dua besaran
tersebut. Untuk pendekatan perhitungan numerik, hanya bagian badan dari biola
yang dipertimbangkan. Di samping itu, properti material dari badan biola tersebut
dianggap isotropik. Dari hasil eskperimen, ditemukan bahwa biola bambu dan
kayu memiliki rasio keluaran/masukan berbeda, dengan perbedaan terbesar terjadi
pada penggesekan dawai D4. Hal ini bisa dilihat lebih jauh pada fungsi transfer
resonator dengan terjadi pergesaran frekuensi dan amplitudo yang berbeda. Hasil
perhitungan numerik menunjukkan kerapatan frekuensi eigen dari biola bambu
lebih rendah dibandingkan biola kayu. Bentuk mode-mode antara biola bambu
dan biola kayu juga berbeda. Hasil-hasil ini dapat menjadi indikator terkait
dengan perbedaan suara antara biola bambu dan biola kayu.