digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Muhammad Shidiq Abdul Wahid
PUBLIC Alice Diniarti

Pada sistem produksi massal yang mana menghasilkan produknya dengan jumlah yang banyak dan bentuk yang serupa, maka untuk memastikan produk yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik diperlukan kontrol kualitas yang baik pula. Pemilihan metoda inspeksi sangat penting untuk menjamin kontrol kualitas suatu produk dimana terdapat metoda inspeksi sampling dan metoda inspeksi 100%. Namun penggunaan suatu metoda inspeksi juga dapat mempengaruhi biaya proses inspeksi yang mana pada metoda inspeksi sampling memiliki waktu proses yang lebih sedikit dibanding metoda inspeksi 100% namun dalam inspeksi sampling tentu saja memungkinkan “meloloskan” produk yang tidak sesuai standar. Karena dari itu metoda inspeksi 100% sangat disarankan dalam inspeksi kualitas produk yang akan dipasarkan. Dalam metoda inspeksi 100% dimana memerlukan proses yang lama karena tidak boleh melewatkan satu produkpun untuk di inspeksi maka memerlukan suatu alat bantu dalam proses inspeksi. Kaliber fungsional merupakan jawaban dalam proses inspeksi sehingga waktu yang diperlukan dalam proses inspeksi dapat dikurangi dan juga inspektor tidak perlu memiliki keahlian khusus dalam proses inspeksi. Kembali kepada fungsi dan pentingnya untuk menjaga kualitas produk maka kaliber perlu dirancang dengan benar sesuai standar yang sudah ditetapkan agar kontrol kualitas produk dapat terjaga. Pada penelitian ini standar untuk perancangan kaliber menggunakan standar ASME Y14.43-2011 sebagai acuan dalam perancangannya. di dalam standar ASME Y14.43-2011 ditentukan beberapa metoda kebijakan toleransi dalam perancangan kaliber fungsional yaitu practical absolute tolerancing policy, absolute tolerancing policy, optimistic tolerancing policy dan tolerance tolerancing policy yang mana setiap kebijakan menentukan banyak atau sedikitnya benda yang akan “diterima” atau “ditolak” oleh kaliber.