COVER Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti BAB 6 Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti PUSTAKA Stirena Rossy Tamariska
PUBLIC Alice Diniarti
Keterlibatan arsitek secara signifikan dalam program peningkatan daerah kumuh
perkotaan di kota-kota di Asia Tenggara telah muncuk sejak akhir 2000-an.
Perumusan ulang tentang profesi arsitek dalam pembangunan diperlukan, karena
perhatian yang kurang diberikan kepada praktek arsitek bagi masyarakat
berpenghasilan rendah. Dalam kasus di Indonesia, keterlibatan tersebut digerakkan
oleh Ikatan Arsitek Indonesia dalam program Arsitek Masuk Kampung (AMK).
Keterlibatan ini masuk dalam program peningkatan kumuh kota bernama
‘Kampung Tematik’ yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang. Program ini
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat miskin perkotaan,
meningkatkan infrastruktur perumahan dasar dan mendorong ekonomi lokal
sebagai pengaruh pembangunan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk
mendudukkan peran arsitek dalam praktik peningkatan daerah kumuh yang dikenal
dengan nama arsitek komunitas. Teori perencanaan kolaboratif digunakan sebagai
lensa analisis untuk mengeksplorasi bagaimana institusi berinteraksi dan
melakukan relasi dengan aktor lain, memberlakukan peran mereka dalam proses
negosiasi dan membangun partisipasi dalam proses kolaboratif. Sehingga, melalui
studi literatur dan studi kasus terlihat potensi pengembangan profesi arsitek melalui
kerjasama dengan pemerintah dalam kebijakan dan program peningkatan
permukiman kumuh perkotaan dalam konteks Indonesia.