COVER Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 1 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 2 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 3 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 4 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti BAB 5A Lela Alifah Rahmi
PUBLIC  BAB 5B Lela Alifah Rahmi
PUBLIC  BAB 6 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti
Kehidupan publik yang lively menjadi kebutuhan setiap kota. Ruang publik yang
dapat mengundang orang untuk melakukan aktivitas sosial merupakan indikator
dari ruang publik yang lively, sehingga experiencing people dapat terjadi. Hal ini
dapat terjadi terjadi ketika kualitas kualitas tertentu hadir di ruang publik. Trotoar
koridor jalan komersial merupakan ruang publik yang harus mempunyai kualitas
tersebut, karena selain untuk pemenuhan kebutuhan materiil,shopping mempunyai
motif sosial. Fokus penelitian ini adalah mencari tau kualitas atau komponen
komponen yang paling mempengaruhi liveliness pada tiga trotoar koridor jalan
komersial di Bandung, yaitu trotoar jalan Alkateri, jalan Braga dan jalan
Kepatihan. Tujuannya membantu perencanaan dan perancangan desain ruang
publik yang lively. Metode yang digunakan merupakan metode korelasi
(correlational design research), penelitian ini mempunyai tiga tahap observasi
yaitu observasi liveliness, observasi interaksi sosial dan wawancara. Komponen
komponen liveliness yang terdiri dari kenyamanan fisik, enclosure, staying
activity dan soft edges diukur lalu diberi skor kemudian dibandingkan di setiap
objek studi. Sementara itu, observasi interaksi sosial dan wawancara data hasil
observasi liveliness mengenai trotoar mana yang mempunyai skor paling tinggi.
Hasilnya berupa data statistik mengenai komponen yang paling mempengaruhi
liveliness pada trotoar yang mempunyai indeks liveliness paling tinggi. Trotoar
jalan Braga mempunyai skor paling tinggi baik dari ketiga jenis observasi
tersebut. Enclosure koridor ruang jalan Braga merupakan warisan dari
kolonialisme Belanda bertahun tahun lalu, mereka merancang jalan Braga sebagai
shopping street terbaik di kota ini, preservasi yang dilakukan di jalan ini ternyata
menjadi daya tarik tersendiri. Sementara itu dari komponen staying activity,
pengguna trotoar jalan ini mempunyai average spent time dua kali lipat lebih
tinggi dari objek studi yang lain. Dari hasil wawancara, daya tarik dari trotoar ini
adalah daya tarik visual seprti fasad bangunan yang klasik, desain lampu yang
unik dan lawan jenis yang atraktif. Sepertinya preservasi menjadi cara klasik
dalam membentuk kehudupan publik yang lively dalam studi ini.