digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti



BAB 6 Lela Alifah Rahmi
PUBLIC Alice Diniarti

Kehidupan publik yang lively menjadi kebutuhan setiap kota. Ruang publik yang dapat mengundang orang untuk melakukan aktivitas sosial merupakan indikator dari ruang publik yang lively, sehingga experiencing people dapat terjadi. Hal ini dapat terjadi terjadi ketika kualitas kualitas tertentu hadir di ruang publik. Trotoar koridor jalan komersial merupakan ruang publik yang harus mempunyai kualitas tersebut, karena selain untuk pemenuhan kebutuhan materiil,shopping mempunyai motif sosial. Fokus penelitian ini adalah mencari tau kualitas atau komponen komponen yang paling mempengaruhi liveliness pada tiga trotoar koridor jalan komersial di Bandung, yaitu trotoar jalan Alkateri, jalan Braga dan jalan Kepatihan. Tujuannya membantu perencanaan dan perancangan desain ruang publik yang lively. Metode yang digunakan merupakan metode korelasi (correlational design research), penelitian ini mempunyai tiga tahap observasi yaitu observasi liveliness, observasi interaksi sosial dan wawancara. Komponen komponen liveliness yang terdiri dari kenyamanan fisik, enclosure, staying activity dan soft edges diukur lalu diberi skor kemudian dibandingkan di setiap objek studi. Sementara itu, observasi interaksi sosial dan wawancara data hasil observasi liveliness mengenai trotoar mana yang mempunyai skor paling tinggi. Hasilnya berupa data statistik mengenai komponen yang paling mempengaruhi liveliness pada trotoar yang mempunyai indeks liveliness paling tinggi. Trotoar jalan Braga mempunyai skor paling tinggi baik dari ketiga jenis observasi tersebut. Enclosure koridor ruang jalan Braga merupakan warisan dari kolonialisme Belanda bertahun tahun lalu, mereka merancang jalan Braga sebagai shopping street terbaik di kota ini, preservasi yang dilakukan di jalan ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri. Sementara itu dari komponen staying activity, pengguna trotoar jalan ini mempunyai average spent time dua kali lipat lebih tinggi dari objek studi yang lain. Dari hasil wawancara, daya tarik dari trotoar ini adalah daya tarik visual seprti fasad bangunan yang klasik, desain lampu yang unik dan lawan jenis yang atraktif. Sepertinya preservasi menjadi cara klasik dalam membentuk kehudupan publik yang lively dalam studi ini.