digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rahmaniar
PUBLIC yana mulyana

COVER Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Rahmaniar
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Buah nangka sudah sering dikonsumsi oleh masyarakat, namun jerami nangkanya masih jarang dimanfaatkan. Secara empiris jerami nangka sudah digunakan dalam pengobatan untuk membantu penurunan kadar kolesterol dan kadar gula darah. Dalam penelitian sebelumnya dinyatakan bahwa jerami nangka mengandung alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, fitosterol, glikosida, dan fenol. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa identitas dari jerami nangka. Jerami nangka diekstraksi secara refluks menggunakan pelarut etanol. Ekstrak etanol selanjutnya difraksinasi menggunakan metode ekstraksi cair-cair dan menghasilkan fraksi etanol, fraksi etil asetat, serta fraksi n-heksan. Hasil pemantauan menunjukkan senyawa yang dominan terdapat pada fraksi etil asetat. Selanjutnya fraksi etil asetat disubfraksinasi menggunakan sistem kromatografi radial dan menghasilkan 17 subfraksi. Satu senyawa dari subfraksi 8 (subfraksi A) merupakan bercak dominan pada pengamatan di bawah lampu ultraviolet 254 nm dan satu senyawa dari subfraksi 11 (subfraksi B) merupakan bercak berfluoresensi biru kuat di bawah lampu ultraviolet 366 nm. Kedua senyawa tersebut diisolasi secara kromatografi lapis tipis (KLT) preparatif. Dua isolat dinyatakan sebagai senyawa identitas jerami nangka. Isolat A pada kromatogram lapis tipis GF254 dengan sistem pengembang etil asetat-n-heksan (1:1) memiliki Rf 0,45 menunjukkan bercak biru-hijau pada penampak bercak anisaldehid, menghasilkan warna merah keunguan pada pereaksi Liebermann- Burchard, memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 224 nm dan 280 nm serta memiliki gugus O-H, CH2, CH3, CH, dan C=C alifatik. Isolat B pada kromatogram lapis tipis GF254 dengan sistem pengembang toluen-aseton (1:2) memiliki Rf 0,81 menunjukkan bercak hitam pada penampak bercak besi (III) klorida dan bercak berwarna biru di bawah lampu ultraviolet 366 nm dengan penampak bercak sitroborat, memberikan serapan maksimum pada panjang gelombang 221 nm serta memiliki gugus O-H, CH2, CH3, CH, dan C=C alifatik.