digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Mulyani Nurur Rohmah
PUBLIC yana mulyana

Saat ini pengobatan malaria yang disebabkan oleh Plasmodium falciparum, berdasarkan rekomendasi WHO adalah menggunakan kombinasi terapi berbasis artemisinin. Artemisinin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terkandung di dalam tanaman Artemisia annua L. yang digunakan sebagai antimalaria. Rendahnya jumlah artemisinin secara alami menyebabkan mahalnya biaya pengobatan berbasis artemisinin. Upaya peningkatan kadar artemisinin melalui sintesis kimia pun sulit dilakukan. Oleh karena itu dilakukan upaya peningkatan kadar artemisinin melalui rekayasa genetik. Gen-gen pengkode enzim-enzim kunci dalam jalur biosintesis artemisinin telah diteliti dan diketahui. FPS atau farnesil pirofosfat sintase merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis reaksi yang memproduksi farnesil pirofosfat yang merupakan prekursor pembentukan beberapa senyawa isoprenoid termasuk artemisinin. Overekspresi gen FPS ke dalam tanaman A. annua L telah dilakukan oleh para peneliti namun hanya menghasilkan artemisinin paling banyak yaitu 1% dari bobot kering. Adanya mekanisme post transcriptional gene silencing yang merupakan bentuk pertahanan diri tanaman terhadap DNA asing yang masuk, diduga menjadi penyebab kurang efisiennya transformasi gen fps ke dalam A. annua L sehingga artemisinin yang dihasilkan relatif rendah. Penelitian ini bertujuan untuk menambahkan gen antisilencing p19 ke dalam plasmid yang telah mengandung gen fps, pCAMBIA-FPS, dalam upaya meniadakan pertahanan diri tanaman ketika plasmid tersebut ditransformasikan. Strategi yang dilakukan untuk mengkonstruksi pCAMBIA-FPS-p19 yaitu dengan memotong plasmid pCAMBIA-p19, sebagai DNA sisipan dan pCAMBIA-fps, sebagai vektor menggunakan enzim Xhol. Fragmen DNA sisipan yaitu gen p19 diligasi dengan vektor pCAMBIA-fps dan ditransformasikan ke dalam E.coli DH5????????????±?¸ ? ?ÿ ? hasil analisis migrasi, PCR, restriksi, dan urutan DNA dapat disimpulkan bahwa gen p19 telah berhasil disisipkan ke dalam plasmid pCAMBIA-fps.