Kebutuhan artemisinin untuk ACT (artemisinin-based combination therapies) terus meningkat karena
parasit penyebab malaria, Plasmodium sp., telah menjadi resisten terhadap obat-obat terdahulu
terutama obat yang berasal dari Cinchona sp. Peningkatan kebutuhan artemisinin sebagai
pengobatan lini pertama menyebabkan dibutuhkannya solusi untuk meningkatkan produksi
artemisinin, salah satunya dengan rekayasa genetika. Agroinfiltrasi dilakukan pada tanaman Artemisia
annua untuk overproduksi enzim yang bertujuan untuk peningkatan kandungan artemisinin. Ada 5
enzim utama yang berperan dalam jalur biosintesis artemisinin, yaitu farnesil difosfat sintase (FPS),
amorfa-4,11-diena sintase (ADS), cytochrome-dependent amorfa-4,11-diena 12-monooksigenase
(????$
71!1)???? ?¸±íð¸ ?????±?ð?ð? ?????11(13) ¸??????±-bound reduktase (DBR2), dan aldehid dehidrogenase
(ALDH1). Aldehida dehidrogenase berperan mengoksidasi gugus aldehida menjadi asam karboksilat
pada artemisinat/dihidroartemisinin aldehida, menghasilkan asam artemisinat/dihidroartemisinin.
Penelitian bertujuan untuk menyisipkan gen ALDH1 ke dalam vektor pCAMBIA1303 yang digunakan
sebagai vektor transformasi. Gen ALDH1 telah disisipkan ke dalam vektor pCAMBIA1303 dengan
menggunakan metode potong menyambung (cut and paste). Enzim pemotong yang digunakan adalah
SpeI dan PmlI. Hasil Vektor yang telah disisipkan dikonfirmasi dengan analisis migrasi, restriksi, PCR,
dan penentuan urutan basa nukleotida. Analisis restriksi plasmid hasil konstruksi tidak menunjukan
pita pada 2150 bp seperti pada pCAMBIA kosong yang digunakan sebagai pembanding. Amplifikasi
PCR dengan primer F-ALDH dan R-ALDH menunjukan pita pada ukuran 1512 bp pada
elektroforegram. Analisis urutan basa nukleotida menunjukan query coverage sebesar >95% dan
identity score sebesar 100%. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa gen ALDH1 telah
berhasil disisipkan pada vector pCAMBIA1303 yang dapat digunakan untuk ditransformasikan ke
tanaman A. annua.