Tumbuhan garut (Maranta arundinacea L.) berasal dari Amerika dan menyebar ke daerah tropis
seperti Indonesia. Tumbuhan garut banyak digunakan dalam pengobatan tradisional. Beberapa
hasil penelitian mengungkapkan efek farmakologi daun garut sebagai antidiare. Penelitian lain
menunjukkan adanya kandungan flavonoid rutin dan kuersetin dalam daun garut. Namun, belum
ada penelitian mengenai isolasi senyawa flavonoid dari daun garut tersebut. Dalam penelitian ini,
diisolasi senyawa flavonoid selain kuersetin dan rutin dari daun garut. Simplisia diekstraksi secara
refluks dengan pelarut etanol, disaring dan dipekatkan. Ekstrak pekat dipantau secara
kromatografi lapis tipis (KLT). Klorofil dipisahkan dengan cara penambahan air panas ke dalam
ekstrak etanol lalu disaring. Filtrat hasil penyaringan difraksinasi secara ekstraksi cair-cair
menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat menghasilkan fraksi n-heksana, fraksi etil asetat,
dan fraksi air. Ketiga fraksi dipantau secara KLT. Fraksi air disubfraksinasi secara kromatografi
kolom klasik dengan fase diam selulosa dan eluen isokratik. Pemantauan subfraksi dilakukan
secara KLT. Subfraksi yang terpilih dimurnikan secara KLT preparatif, kemudian diuji kemurniannya
secara KLT dengan tiga sistem pengembang yang berbeda dan KLT dua dimensi. Isolat murni
dikarakterisasi menggunakan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, pemaparan uap amonia,
dan kromatografi kertas dua dimensi. Isolat tersebut diduga sebagai suatu isoflavon 7-Odiglikosida tanpa 5-OH bebas dengan serapan maksimum pada 274 nm dan 321 nm.