digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Qoyyimah Amaturrahman
PUBLIC yana mulyana

COVER Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan

Hanya sedikit obat sintesis yang digunakan sebagai agen hepatoprotektor. Sebagai alternatif, obat berbasis tanaman menjadi pilihan utama sumber agen hepatoprotektor dan antioksidan baru. Penggunaan tradisional dekok buah oyong dilaporkan dapat mencegah kerusakan hati. Berbagai penelitian turut menunjukkan bahwa buah oyong memilki potensi sebagai hepatoprotektor. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi efek hepatoprotektor buah oyong dan mengetahui bagian buah (kulit buah, daging buah, dan biji) yang memiliki potensi terbesar sebagai hepatoprotektor. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efek pencegahan (preventif) dan penyembuhan (kuratif) dari bagian buah oyong tersebut. Buah oyong dikeringkan dan penentuan dosis berdasarkan pada perbandingan rendemen simplisia kering yang diperoleh. Dekok dibuat dengan merebus simplisia selama 30 menit terhitung saat suhu mencapai 90 O C. Dekok kulit buah, daging buah, dan biji oyong diberikan selama 7 hari pada kelompok preventif dan 22 hari pada kelompok preventif-kuratif. Induksi tunggal akut CCl4 50% dalam minyak zaitun diberikan pada hari ke-8 beberapa saat setelah pemberian sediaan uji. Parameter meliputi pemeriksaan aktivitas ALT, AST, bilirubin total, dan ALP. Berdasarkan uji statistik One Way Anova (p<0,05), dekok biji oyong 232 mg/kg bb dan daging buah oyong 116 mg/ kg bb menunjukkan perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol sakit. Berdasarkan kemiringan garis perubahan aktivitas parameter uji, efek terapi yang diberikan biji dan daging buah oyong bersifat preventif. Sedangkan kulit buah oyong bersifat preventif-kuratif. Dekok biji oyong 232 mg/kg bb dan daging buah oyong 116 mg/kg bb, memiliki aktivitas perlindungan hati yang lebih baik daripada dekok kulit buah oyong 618 mg/kg bb pada tikus hepatotoksik CCl4 akut.