ABSTRAK Qoyyimah Amaturrahman
PUBLIC yana mulyana
COVER Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 7 Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Qoyyimah Amaturrahman
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Hanya sedikit obat sintesis yang digunakan sebagai agen hepatoprotektor. Sebagai alternatif, obat
berbasis tanaman menjadi pilihan utama sumber agen hepatoprotektor dan antioksidan baru.
Penggunaan tradisional dekok buah oyong dilaporkan dapat mencegah kerusakan hati. Berbagai
penelitian turut menunjukkan bahwa buah oyong memilki potensi sebagai hepatoprotektor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkonfirmasi efek hepatoprotektor buah oyong dan mengetahui
bagian buah (kulit buah, daging buah, dan biji) yang memiliki potensi terbesar sebagai
hepatoprotektor. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui efek pencegahan
(preventif) dan penyembuhan (kuratif) dari bagian buah oyong tersebut. Buah oyong dikeringkan
dan penentuan dosis berdasarkan pada perbandingan rendemen simplisia kering yang diperoleh.
Dekok dibuat dengan merebus simplisia selama 30 menit terhitung saat suhu mencapai 90
O
C.
Dekok kulit buah, daging buah, dan biji oyong diberikan selama 7 hari pada kelompok preventif dan
22 hari pada kelompok preventif-kuratif. Induksi tunggal akut CCl4 50% dalam minyak zaitun
diberikan pada hari ke-8 beberapa saat setelah pemberian sediaan uji. Parameter meliputi
pemeriksaan aktivitas ALT, AST, bilirubin total, dan ALP. Berdasarkan uji statistik One Way Anova
(p<0,05), dekok biji oyong 232 mg/kg bb dan daging buah oyong 116 mg/ kg bb menunjukkan
perbedaan bermakna terhadap kelompok kontrol sakit. Berdasarkan kemiringan garis perubahan
aktivitas parameter uji, efek terapi yang diberikan biji dan daging buah oyong bersifat preventif.
Sedangkan kulit buah oyong bersifat preventif-kuratif. Dekok biji oyong 232 mg/kg bb dan daging
buah oyong 116 mg/kg bb, memiliki aktivitas perlindungan hati yang lebih baik daripada dekok kulit
buah oyong 618 mg/kg bb pada tikus hepatotoksik CCl4 akut.