ABSTRAK Dian Prabawanti
PUBLIC yana mulyana
COVER Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 6 Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Dian Prabawanti
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Reaksi hipersensitivitas tipe I dimediasi oleh antibodi IgE, ketika individu sensitif terpapar alergen,
alergen akan bereaksi dengan IgE yang terikat pada sel mast dan basofil dan memicu terjadinya
pelepasan mediator yang bertanggung jawab pada reaksi alergi. Alergi terhadap makanan adalah
salah satu kasus alergi yang ditemui di masyarakat dan udang merupakan salah satu bahan
makanan yang dikenal mampu memicu terjadinya reaksi alergi tersebut. Sensitisasi terhadap
bahan makanan dapat terjadi melalui konsumsi, kontak yang berhubungan dengan pekerjaan,
maupun paparan terhadap alergen yang bersifat alergenik silang dengan alergen yang terkandung
dalam bahan makanan. Pengolahan bahan makanan dapat mempengaruhi alergenisitas bahan
tersebut. Penelitian ini bertujuan menguji kemampuan ekstrak udang mentah dan udang olahan
berupa ebi dalam mensensitisasi dan memicu reaksi alergi pada marmut dengan menggunakan uji
anafilaksis kutan aktif. Marmut digunakan dalam penelitian. Marmut dibagi menjadi empat
kelompok yakni, kelompok normal yang tidak disensitisasi dan tiga kelompok sensitisasi yang
masing-masing disensitisasi dengan ekstrak udang mentah 25% 0,8mL, ekstrak udang kering (ebi
yang dibuat) 6,08% 0,8mL, dan ekstrak sediaan ebi 6,08% 0,8mL. Penantangan dilakukan pada
hari ke-21 dengan penyuntikan secara intrakutan (reaksi anafilaksis kutan aktif). Parameter
pengamatan adalah luas bentol yang diperoleh dengan metode planimetri dan skor kemerahan
bentol. Perbedaan bermakna pada skor kemerahan kelompok alergi dan kelompok normal
ditemukan sejak menit ke-15. Perbedaan bermakna luas bentol kelompok alergi dengan kelompok
normal pada penantangan ekstrak udang mentah dan ekstrak sediaan ebi ditemukan pada menit
ke-30, 45, 60, 75, 90, 120, 135, dan 150. Perbedaan bermakna luas bentol kelompok alergi dengan
kelompok normal pada penantangan ekstrak udang kering ditemukan pada menit ke-30, 60, 75,
90, 105, 120, 135, dan 150. Kelompok alergi tidak hanya memberikan hasil signifikan pada
penantangan dengan ekstrak yang digunakan untuk sensitisasi, tetapi juga pada penantangan
dengan ekstrak lain yang digunakan pada penelitian ini. Ekstrak udang mentah memberi bentol
terluas pada reaksi anafilaktik kutan aktif.