digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Di dalam stratigrafi dipelajari bagaimana hubungan tiap lapisan batuan. Salah satunya adalah hubungan yang menerangkan bagaimana lapisan batuan terbentuk. Prinsip superposisi menyebutkan bahwa lapisan di bawah merupakan lapisan yang lebih tua. Prinsip kesinambungan menyebutkan bahwa lapisan batuan menyebar secara kontinu. Dua prinsip ini memberikan gambaran bahwa lapisan batuan terbentuk berdasarkan pengaruh ruang dan waktu. Pendekatan yang dapat dilakukan untuk menggambarkan pembentukan lapisan batuan ini adalah analisis deret ruang-waktu. Sebagai data kuantitatif, digunakan salah satu jenis pencatatan lubang bor yaitu log sinar gamma. Log sinar gamma memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi kandungan shale pada lapisan batuan. Di dalam Tugas Akhir ini dibahas mengenai pemilihan radius untuk membentuk orde spasial dan matriks bobot seragam. Selanjutnya, metode kuadrat terkecil digunakan untuk menaksir parameter. Diperoleh bahwa model AR sesuai dengan masing-masing lubang bor yang diamati, sehingga jika kebergantungan spasial dilibatkan, maka model STAR dan GSTAR adalah pilihan model terbaik. Dilakukan pemilihan model terbaik dari STAR maupun GSTAR dengan menggunakan pendekatan Invers Matriks Autokovariansi (IMAk), sehingga dapat digunakan untuk prediksi (backcasting) observasi lapisan batuan yang tidak teramati.