digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Perencanaan inspeksi boiler khususnya untuk PLTU tipe CFB saat ini belum memiliki standard yang baku. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan alternatif baru perencanaan inspeksi dengan mengacu pada condition performance boiler. Metode yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data performance boiler yang diukur rutin dan berkorelasi terhadap jam operasi pembangkit. Data yang diambil yaitu ketebalan pipa, efisiensi boiler dan temperatur sealpot. Data tersebut diolah menggunakan standard baku diantaranya standard API 570 untuk menghitung laju korosi pipa , standard API 510 dan ASME BPVC untuk menghitung remaining service life pipa, analisa regresi untuk memprediksi rekomendasi jam inspeksi dan pemodelan menggunakan distribusi Weibull dan MonteCarlo untuk menghitung availability dan risiko kegagalan improvement program hasil RCFA untuk area boiler. Dari hasil perhitungan laju degradasi ketebalan pipa, didapatkan area yang paling kritis untuk ketebalan pipa boiler berada di area cyclone yaitu rata-rata sebesar 0,30 mm/y dengan sisa umur pakai pipa rata-rata yaitu 2,4 tahun. Sedangkan area yang dianggap paling aman untuk laju degradasi ketebalan pipa yaitu area economizer dengan rata-rata sebesar 0,07 mm/y dan sisa umur pakai rata-rata yaitu 30,05 tahun. Untuk mengurangi potensi kebocoran pipa dan kerusakan refractory, dari RCFA diusulkan improvement coating pada pipa boiler dan perbaikan refractory sesuai prosedur yang mengadopsi standard API 936. Dari hasil simulasi Monte Carlo, jika dilaksanakan improvement coating pipa, availability peralatan dapat naik dari 8 % dan risiko kegagalan turun 8,42%. Improvement pebaikan refractory mengacu pada standard API 936, availability peralatan dapat naik dari 5 % and risiko kegagalan turun 5,4%. Diharapkan dengan inspeksi boiler berdasarkan condition performance, pelaksanaan inspeksi lebih efisien dari sisi durasi dan biaya spare part dapat diminimalkan. Dengan demikian kinerja unit dapat meningkat dan berkontribusi terhadap pencapaian target perusahaan secara korporat.