Perencanaan inspeksi boiler khususnya untuk PLTU tipe CFB saat ini belum
memiliki standard yang baku. Manfaat dari penelitian ini yaitu memberikan
alternatif baru perencanaan inspeksi dengan mengacu pada condition performance
boiler. Metode yang dilakukan yaitu dengan pengumpulan data performance boiler
yang diukur rutin dan berkorelasi terhadap jam operasi pembangkit. Data yang
diambil yaitu ketebalan pipa, efisiensi boiler dan temperatur sealpot. Data tersebut
diolah menggunakan standard baku diantaranya standard API 570 untuk
menghitung laju korosi pipa , standard API 510 dan ASME BPVC untuk
menghitung remaining service life pipa, analisa regresi untuk memprediksi
rekomendasi jam inspeksi dan pemodelan menggunakan distribusi Weibull dan
MonteCarlo untuk menghitung availability dan risiko kegagalan improvement
program hasil RCFA untuk area boiler.
Dari hasil perhitungan laju degradasi ketebalan pipa, didapatkan area yang paling
kritis untuk ketebalan pipa boiler berada di area cyclone yaitu rata-rata sebesar 0,30
mm/y dengan sisa umur pakai pipa rata-rata yaitu 2,4 tahun. Sedangkan area yang
dianggap paling aman untuk laju degradasi ketebalan pipa yaitu area economizer
dengan rata-rata sebesar 0,07 mm/y dan sisa umur pakai rata-rata yaitu 30,05 tahun.
Untuk mengurangi potensi kebocoran pipa dan kerusakan refractory, dari RCFA
diusulkan improvement coating pada pipa boiler dan perbaikan refractory sesuai
prosedur yang mengadopsi standard API 936. Dari hasil simulasi Monte Carlo, jika
dilaksanakan improvement coating pipa, availability peralatan dapat naik dari 8 %
dan risiko kegagalan turun 8,42%. Improvement pebaikan refractory mengacu pada
standard API 936, availability peralatan dapat naik dari 5 % and risiko kegagalan
turun 5,4%. Diharapkan dengan inspeksi boiler berdasarkan condition
performance, pelaksanaan inspeksi lebih efisien dari sisi durasi dan biaya spare
part dapat diminimalkan. Dengan demikian kinerja unit dapat meningkat dan
berkontribusi terhadap pencapaian target perusahaan secara korporat.