digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sungai Cikapundung adalah salah satu sungai strategis di Jawa Barat dengan populasi penduduk tertinggi di Indonesia. Sungai Cikapundung memiliki fungsi dan peran yang sangat penting bagi perkembangan Kota Bandung, karena sungai ini berfungsi sebagai sumber air PDAM Kota Bandung, tempat memelihara ikan bagi warga sekitar bantaran sungai, dan sebagai pembangkit listrik (PLTA Bengkok). Aktivitas manusia menjadikan sungai sebagai tempat penggelontoran kotoran dan pembuangan limbah domestik maupun sampah kota membuat sungai ini tercemar serta mencemari air tanah di sekitarnya. Air tanah disekitar Sungai Cikapundung masih banyak digunakan sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari warga seperti untuk minum, mandi dan mencuci pakaian. Hasil dari penelitian yang dilakukan sejak 2016 – 2019, interaksi air tanah dan air sungai pada segmen Cihampelas menunjukan hasil yaitu air tanah masuk ke aliran sungai. Hal ini dapat diketahui dari beberapa kondisi diantaranya pH, TDS, EC, dan logam berat yang terkandung dalam Air Sumur dan Mata air pada segmen Cihampelas tidak terpengaruh signifikan dengan pH, TDS, EC, dan logam berat yang terkandung di dalam Air Sungai Cikapundung. Selain itu, pencemaran yang terus menerus terjadi di Sungai Cikapundung seharusnya menyebabkan nilai parameter fisik dan parameter kimia kualitas air Sungai Cikapundung termasuk kandungan logam berat di Sungai Cikapundung menjadi lebih buruk, tetapi hasil yang diperoleh malah sebaliknya, parameter fisik dan kimia air sungai Cikapundung menunjukan kualitas yang relatif masih baik. Hal ini terjadi karena Sungai Cikapundung mengalami pengenceran baik karena asupan dari air tanah ataupun pengenceran karena air hujan yang intensitasnya cukup tinggi di Kota Bandung.