digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Marsha Elfiandri
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP MARSHA ELFIANDRI_LAMPIRAN.pdf]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB


Munculnya konflik dalam perencanaan suatu wilayah dan perkotaan perlu dipertimbangkan sebagai salah satu hal yang dapat membuat perubahan dalam proses implementasi perencanaan suatu wilayah. Dalam perencanaan wilayah, sikap otoritas pemangku kepentingan dapat berdampak signifikan pada pengambilan keputusan dalam menyelenggarakan pengembangan suatu wilayah. Interaksi antar pemangku kepentingan yang mengindikasikan terjadinya konflik dapat berimplikasi kepada kegagalan perencanaan ruang. Konflik ini perlu direspon dalam suatu pengelolaan konflik yang dapat menjadi masukan untuk pemangku kepentingan dalam mengimplementasikan perencanaan tata ruang dalam pengembangan suatu wilayah. Pengembangan kawasan industri, sebagai wujud pengembangan wilayah yang melibatkan banyak stakeholders dan menggunakan sumberdaya lahan yang besar, hadir dengan dilengkapi berbagai permasalahan yang terbentuk tidak hanya dari proses pengembangan wilayah, tetapi juga permasalahan yang muncul akibat kepentingan, kekuasaan, dan kewenangan yang dimiliki masing-masing pemangku kepentingan. Dengan mengacu pada teori perencanaan tata ruang, teori institusional, teori konflik dan manajemen konflik, serta peraturan perundangan dan kebijakan yang berlaku, studi ini mendalami manajemen konflik dalam perencanaan ruang pengembangan kawasan industri, dengan studi kasus pengembangan kawasan industri di Kabupaten Subang dengan lahan eks-perkebunan milik PT Rajawali Nusantara Indonesia, dengan mengidentifikasi lembaga dan interaksi antarlembaga yang terlibat, konflik yang muncul, serta manajemen konflik dalam pengembangan kawasan industri. Dengan menggunakan analisis manajemen konflik dan melihat konflik yang terjadi serta manajemen konflik yang telah dilakukan oleh stakeholder yang terlibat, disusun strategi manajemen konflik sehingga dihasilkan solusi yang dapat menguntungkan seluruh pihak. Dengan teridentifikasinya berbagai polemik dan bagaimana rekomendasi pengelolaan konfliknya, maka studi ini mempertegas perlunya manajemen konflik oleh para stakeholders dalam mengimplementasikan perencanaan ruang ke dalam pengembangan kawasan, khususnya kawasan industri di Kabupaten Subang.