digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

DAFTAR Wildan Nury M A G H
PUBLIC Yoninur Almira

Tidak tepat untuk membedakan debat wilayah pesisir sebagai wilayah transisi ketika memperdebatkan perairan dan daratan. Karena dampak dari dua ekosistem, ekosistem terrestrial dan ekosistem laut, wilayah pesisir adalah lingkungan yang rumit dan khas. Dengan demikian, pengelolaan wilayah pesisir yang profesional dan berkelanjutan merupakan syarat untuk mencapai pembangunan ekonomi yang ideal. Wilayah pesisir pedesaan Indonesia menghadapi banyak masalah, dari kemiskinan hingga rendahnya daya saing. Dihadapkan dengan permintaan untuk meningkatkan tingkat ketahanan masyarakat terhadap potensi risiko keuangan di masa depan, peran pemerintah secara bertahap menjadi vital. Untuk alasan ini, analisis dilakukan dalam penelitian ini untuk mengusulkan strategi yang dapat meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat pesisir pedesaan terhadap guncangan ekonomi yang dikombinasikan dengan analisis spasial. Respons tersebut dapat membantu masyarakat dan juga pemerintah daerah dalam mengetahui bagaimana menciptakan ekonomi lokal yang lebih mampu menahan goncangan berikutnya. Empat elemen dan 18 indikator digunakan untuk menghitung indeks komposit dengan area penelitian sebelas kecamatan pesisir di Kabupaten Gorontalo Utara. Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwaiv meskipun semua kecamatan terletak di wilayah pesisir, masyarakat di sebelas kecamatan menunjukkan persepsi yang berbeda tentang kapasitas ekonomi yang dapat menjadi pendukung untuk menahan goncangan keuangan, dan setiap kecamatan memiliki kekuatan dan kelemahan di masing-masing kecamatan. elemen.