digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira

DAFTAR Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira


Perkebunan merupakan subsektor dari sektor pertanian yang diharapkan tetap memiliki peran penting melalui kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan dan pembangunan wilayah di luar Pulau Jawa. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu tanaman perkebunan yang berkontribusi cukup besar untuk hal-hal yang disebutkan di atas. Salah satu provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas adalah Sumatera Utara dengan salah satu kabupaten yang menjadi sentra produksi kelapa sawit yaitu Kabupaten Batu Bara yang memiliki luas perkebunan kelapa sawit meliputi 38 persen dari keseluruhan wilayah. Banyak penduduk yang hidup dari perkebunan kelapa sawit tersebut, khususnya perkebunan kelapa sawit rakyat yang tersebar di tujuh kecamatan yang ada. Perkebunan kelapa sawit rakyat di kabupaten ini sudah dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu, namun belum memberikan hasil yang signifikan terhadap perbaikan kehidupan petani. Keadaan ini coba untuk dilihat dari pendekatan agribisnis yang melihat pertanian sebagai satu sistem dengan beberapa subsistem yaitu subsistem sarana produksi (hulu), subsistem usahatani (on-farm), subsistem pengolahan, subsistem pemasara dan subsistem jasa penunjang yang saling berkait satu dengan yang lain. Di dalam penelitian ini, petani sebagai aktor utama usahatani dilihat kompetensinya di dalam sistem agribisnis tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kompetensi petani baik secara kognitif, fungsional, dan sosial dalam sistem agribisnis kelapa sawit rakyat kelapa sawit rakyat di Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjung Tiram sebagai kecamatan dengan perkebunan kelapa sawit terluas yaitu 34 persen dari keseluruhan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Batu Bara. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa kuesioner kepada petani kelapa sawit rakyat, sementara data sekunder berupa dokumen terkait perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara, gambaran umum wilayah dan data lain yang diperoleh dari bahan bacaan. Responden pada penelitian ini berjumlah 97 orang petani yang berasal dari 12 desa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualititatif, dengan metode analisis yang digunakan ada dua yaitu: 1) analisis statistik deskriptif untuk mengidentifikasi kompetensi petani berdasarkan kompetensi kognitif, fungsional, dan sosial; 2) analisis skoring untuk mengidentifikasi subsistem yang kuat dan yang lemah. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi petani kelapa sawit rakyat di Kabupaten Batu Bara masih rendah, baik secara kognitif, fungsional maupun sosial hampirii di semua subsistem. Kompetensi yang tinggi dari petani hanya pada kompetensi fungsional di subsistem sarana produksi, dan subsistem usahatani. Dari lima subsistem yang ada, didapati bahwa tidak ada subsistem yang kuat. Semua subsistem agribisnis kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara masih lemah. Rendahnya tingkat pendidikan sebagian besar petani, minimnya pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta di lokasi penelitian cukup mempengaruhi rendahnya kompetensi kognitif dan fungsional petani. Menurut para ahli, kompetensi kognitif dan fungsional ini masuk ke dalam kompetensi bagian luar yang lebih mudah dikembangkan sehingga dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kompetensi ini dapat dikembangkan. Kompetensi sosial petani juga rendah, namun kompetensi ini termasuk ke dalam kompetensi bagian dalam yang lebih sulit dikembangkan karena berkaitan dengan motivasi, sikap serta karakter individu. Rendahnya kompetensi petani dalam sistem agribisnis kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara di masa yang akan datang coba diatasi dengan beberapa rekomendasi.