ABSTRAK Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 1 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 2 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 3 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 4 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 5 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira BAB 6 Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira DAFTAR Sriulina Br Sembiring
PUBLIC Yoninur Almira 2019 TS PP SRIULINA BR SEMBIRING_LAMPIRAN.pdf?
PUBLIC Yoninur Almira
Perkebunan merupakan subsektor dari sektor pertanian yang diharapkan tetap memiliki
peran penting melalui kontribusinya dalam Produk Domestik Bruto (PDB), penerimaan
ekspor, penyediaan lapangan kerja, pengurangan kemiskinan dan pembangunan wilayah di
luar Pulau Jawa. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah salah satu tanaman
perkebunan yang berkontribusi cukup besar untuk hal-hal yang disebutkan di atas. Salah
satu provinsi dengan perkebunan kelapa sawit terluas adalah Sumatera Utara dengan salah
satu kabupaten yang menjadi sentra produksi kelapa sawit yaitu Kabupaten Batu Bara
yang memiliki luas perkebunan kelapa sawit meliputi 38 persen dari keseluruhan wilayah.
Banyak penduduk yang hidup dari perkebunan kelapa sawit tersebut, khususnya
perkebunan kelapa sawit rakyat yang tersebar di tujuh kecamatan yang ada. Perkebunan
kelapa sawit rakyat di kabupaten ini sudah dimulai lebih dari 20 tahun yang lalu, namun
belum memberikan hasil yang signifikan terhadap perbaikan kehidupan petani. Keadaan
ini coba untuk dilihat dari pendekatan agribisnis yang melihat pertanian sebagai satu
sistem dengan beberapa subsistem yaitu subsistem sarana produksi (hulu), subsistem
usahatani (on-farm), subsistem pengolahan, subsistem pemasara dan subsistem jasa
penunjang yang saling berkait satu dengan yang lain. Di dalam penelitian ini, petani
sebagai aktor utama usahatani dilihat kompetensinya di dalam sistem agribisnis tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi kompetensi petani baik secara
kognitif, fungsional, dan sosial dalam sistem agribisnis kelapa sawit rakyat kelapa sawit
rakyat di Kabupaten Batu Bara. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tanjung Tiram
sebagai kecamatan dengan perkebunan kelapa sawit terluas yaitu 34 persen dari
keseluruhan perkebunan kelapa sawit rakyat di Kabupaten Batu Bara. Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer berupa
kuesioner kepada petani kelapa sawit rakyat, sementara data sekunder berupa dokumen
terkait perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara, gambaran umum wilayah dan
data lain yang diperoleh dari bahan bacaan. Responden pada penelitian ini berjumlah 97
orang petani yang berasal dari 12 desa. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualititatif, dengan metode analisis yang digunakan ada dua yaitu: 1) analisis statistik
deskriptif untuk mengidentifikasi kompetensi petani berdasarkan kompetensi kognitif,
fungsional, dan sosial; 2) analisis skoring untuk mengidentifikasi subsistem yang kuat dan
yang lemah.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kompetensi petani kelapa sawit rakyat di
Kabupaten Batu Bara masih rendah, baik secara kognitif, fungsional maupun sosial hampirii
di semua subsistem. Kompetensi yang tinggi dari petani hanya pada kompetensi
fungsional di subsistem sarana produksi, dan subsistem usahatani. Dari lima subsistem
yang ada, didapati bahwa tidak ada subsistem yang kuat. Semua subsistem agribisnis
kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara masih lemah. Rendahnya tingkat pendidikan
sebagian besar petani, minimnya pelatihan dan sosialisasi yang dilakukan baik oleh
pemerintah maupun lembaga swasta di lokasi penelitian cukup mempengaruhi rendahnya
kompetensi kognitif dan fungsional petani. Menurut para ahli, kompetensi kognitif dan
fungsional ini masuk ke dalam kompetensi bagian luar yang lebih mudah dikembangkan
sehingga dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kompetensi ini dapat
dikembangkan. Kompetensi sosial petani juga rendah, namun kompetensi ini termasuk ke
dalam kompetensi bagian dalam yang lebih sulit dikembangkan karena berkaitan dengan
motivasi, sikap serta karakter individu. Rendahnya kompetensi petani dalam sistem
agribisnis kelapa sawit di Kabupaten Batu Bara di masa yang akan datang coba diatasi
dengan beberapa rekomendasi.