BAB 1 Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
DAFTAR Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2019 TA PP HARASHTINA AUNURRAHIM_LAMPIRAN.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
ABSTRAK Harashtina Aunurrahim
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
2019 TA PP HARASHTINA AUNURRAHIM_JURNAL.pdf
]
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Salah satu upaya untuk melestarikan warisan budaya adalah dengan
menetapkan status cagar budaya. penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan
penetapan status cagar budaya dapat meningkatkan nilai properti karena
memunculkan nilai premum dan ada terdapat instrumen subsidi yang dinilai
menguntungkan. Akan tetapi beberapa penelitian menyatakan hasil yang berlawanan
yaitu penurunan nilai properti karena diterapkannya batasan bagi pemilik properti.
Di Kota Bandung penetapan status cagar budaya juga dilakukan untuk melindungi
warisan budaya. Penetapan status cagar budaya di Kota Bandung terkait properti
dilakukan pada bangunan cagar budaya (BCB) dan kawasan cagar budaya (KCB).
Fenomena pengaruh status cagar budaya terhadap nilai properti juga dapat terjadi
di Kota Bandung, namun studi mengenai hal tersebut belum ada. Oleh karena itu
penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pengaruh status cagar budaya
terhadap nilai properti di Kota Bandung dengan mengambil studi kasus Kawasan
Gedung Sate.
Penelitian ini menggunakan hedonic price method dengan teknik analisis
regresi. Pengaruh status cagar budaya terhadap nilai properti diungkapkan dengan
cara menjadikan status BCB dan KCB salah satu variabel yang diuji hubungannya
dengan nilai properti (dijelaskan melalui harga penawaran properti). Selain variabel
status cagar budaya, diperlukan variabel kandidat lain karena terdapat karakteristik
properti lain yang memengaruhi harga penawaran properti. Variabel kandidat
didapatkan dari tinjauan literatur. Data properti mengenai variabel kandidat dan
harga penawaran properti didapatkan dari web scraping yaitu pengambilan data
secara menyeluruh dari situs rumah.com dan 99.co.id serta dengan pengelolaan data
spasial menggunakan ArcGIS. Berdasarkan model regresi yang terbentuk, variabel
status BCB dan status KCB di wilayah studi tidak signifikan terhadap harga
penawaran properti, sehingga dapat disimpulkan bahwa status cagar budaya tidak
memengaruhi nilai properti di wilayah studi.