digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 1 Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 2 Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 3 Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 4 Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

BAB 5 Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

DAFTAR Agustinus Pratama
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP AGUSTINUS PRATAMA_LAMPIRAN.pdf)u
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

2019 TA PP AGUSTINUS PRATAMA_JURNAL.pdf?
Terbatas Yoninur Almira
» ITB

Kota Palembang sebagai salah satu kota metropolitan merupakan tempat bagi masyarakat untuk melakukan pergerakan dalam melakukan aktivitas kesehariannya. Dengan banyaknya jumlah penggunaan kendaraan di Kota Palembang sebesar 168.347 mobil penumpang dan 927.830 pada tahun 2017 (BPS, 2018), terdapat kecenderungan akan penggunaan kendaraan pribadi sebagai moda transportasi utama yang digunakan masyarakat pada kesehariannya. Hal ini menimbulkan pemborosan terhadap konsumsi energi di Kota Palembang, khususnya terkait konsumsi energi. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah mengembangkan skenario kebijakan kota hemat energi di Kota Palembang dengan menggunakan permodelan TRANUS. Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif permodelan, yang dilakukan melalui simulasi rekayasa kebijakan terkait penggunaan lahan dan transportasi. Pengembangan skenario pada model tersebut dikembangkan menjadi tiga skenario berdasarkan perbandingan sistem do-nothing melalui skenario tren dan do-something melalui skenario RTRW dan skenario compact city. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, skenario compact city merupakan skenario dengan konsumsi energi transportasi paling sedikit dibandingkan dengan skenario lainnya, dengan penghematan sebanyak 51.705 liter per hari. Hal ini dikarenakan pada skenario compact city, akses yang ditempuh masyarakat semakin kecil dikarenakan memusatnya lokasi aktivitas pada beberapa kelurahan yang mengakibatkan persebaran penduduk dan tenaga kerja yang lebih terarah. Selain itu, perjalanan dengan menggunakan kendaraan bermotor semakin sedikit dan beralih pada transportasi publik. Adapun kebijakan yang disimulasikan pada skenario ini di antaranya berupa peningkatan kapasitas muat dan penambahan jumlah armada transportasi publik, sosialisasi penggunaan transportasi publik dan pengurangan kendaraan bermotor, serta peningkatan aktivitas pada beberapa zona. Berdasarkan hal tersebut, skenario compact city merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam mengembangkan kota hemat energi di Kota Palembang.