digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 2 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 3 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 4 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 5 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

BAB 6 Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

PUSTAKA Tirta Kencana Putri
PUBLIC Resti Andriani

Salah satu pembangunan industri non-migas yang dapat memberikan kontribusi tinggi terhadap PDB di Indonesia adalah industri semen. Material semen adalah salah satu sumber daya material yang bernilai sangat strategis dalam pembangunan, terutama pembangunan infrastruktur berupa jaringan jalan raya, jembatan, bandara, pelabuhan, gedung, dan sebagainya. Sampai dengan tahun 2017, ketersediaan semen secara nasional memadai, namun di beberapa regional semen sulit diperoleh dan harus dipasok dari luar regional tersebut. Disinyalir terjadinya ketidakseimbangan dalam distribusi semen secara regional yang akan mempengaruhi keseimbangan pasokan semen nasional. Untuk lebih menjamin pasokan semen secara berkelanjutan, permasalahan ketidakseimbangan distribusi ini perlu diatasi, sehingga perlu dilakukan analisis pemetaan wilayah tentang keadaan pasar semen baik dari hulu hingga hilir untuk memenuhi pasokan bahan baku utama ke pabrik semen di tiap regional di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa jika tidak ada intervensi rantai pasok atau keadaan natural, berdasarkan data tahun 2000 sampai 2017, regional yang diperkirakan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2025 adalah Sumatera, Bali-Nustra, Papua. Sementara itu Kalimantan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2020. Untuk memenuhi kebutuhan semen regionalnya, tahun 2018 hingga 2020 keempat regional ini mendapatkan pasokan semen dari Jawa dan Sulawesi. Sedangkan mulai tahun 2021 hingga 2025 Kalimantan mengalami kelebihan semen sehingga regional ini ikut membantu memasok semen ke regional lain. Jika skenario permintaan ditingkatkan yaitu dengan meningkatkan laju PDRB dan populasi sebesar 1%, regional yang diperkirakan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2025 adalah Sumatera, Bali-Nustra, Papua. Sementara itu Kalimantan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2021. Untuk memenuhi kebutuhan semen regionalnya, tahun 2018 hingga 2021 keempat regional ini mendapatkan pasokan semen dari Jawa dan Sulawesi. Sedangkan mulai tahun 2022 hingga 2025 Kalimantan mengalami kelebihan semen sehingga regional ini ikut membantu memasok semen ke regional lain. Jika skenario produksi ditingkatkan yaitu dengan meningkatkan laju utilitas produksi sebesar 1%, regional yang diperkirakan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2025 adalah Sumatera, Bali-Nustra, Papua. Sementara itu Kalimantan mengalami kekurangan semen dari tahun 2018 hingga 2019. Untuk memenuhi kebutuhan semen regionalnya, tahun 2018 hingga 2021 keempat regional ini mendapatkan pasokan semen dari Jawa dan Sulawesi. Sedangkan mulai tahun 2020 hingga 2025 Kalimantan mengalami kelebihan semen sehingga regional ini ikut membantu memasok semen ke regional lain. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ketersediaan sumberdaya bahan baku semen hingga tahun 2025 berlebih. Penelitian ini memberikan rekomendasi berupa saran untuk menaikkan utilitas produksi sehingga kebutuhan semen secara nasional terpenuhi.