digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Eulis Karmila
PUBLIC Alice Diniarti

Penyebab keruntuhan bendungan tipe urukan yaitu: limpasan air pada puncak bendungan, ketidakstabilan lereng dan erosi buluh dimana 38% di antaranya karena erosi buluh (ICOLD Bulletin 109, 1997). Erosi buluh mengakibatkan turunnya tahanan aliran air dan naiknya gradien hidrolis. Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan aliran yang berangsur – angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi, sehingga membentuk piping yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada tubuh bendungan. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian untuk mengatasi rembesan pada bendungan dengan membuat desain bendungan yang efektif dan efisien memalui analisis sensitivitas untuk mencegah terjadinya keruntuhan bendungan akibat erosi buluh. Tindakan pencegahan dilakukan pada dua kondisi yang dipilih yaitu pelebaran kaki inti bendungan dan pemasangan filter drainage di sisi hulu dan hilir inti bendungan untuk mengatasi rembesan di tubuh bendungan dan penggunaan grouting tirai untuk mengatasi rembesan pada bagian pondasi yang kemudian dikontrol faktor keamanan di kaki pondasi sebagai lokasi gradien kritis. Analisis dan sensitivitas menggunakan finite element method GGU-SS FLOW2D Version 7. Hasil analisis dan sensitivitas rembesan diketahui bahwa faktor penentu keamanan bendungan dari bahaya rembesan yaitu geometri tubuh bendungan (lebar inti dan tebal filter), permeabilitas material timbunan dan pondasi, tinggi air, dan pengamanan pada pondasi (kedalaman grouting). Penanganan rembesan pada tubuh bendungan dapat dilakukan dengan mengombinasikan lebar kaki (kemiringan inti bendungan) dengan tebal filter dimana hasil analisis diperoleh: untuk lebar kaki 0.5 H, tebal filter dengan transisi 6m, untuk lebar kaki 0.7H, tebal filter dengan transisi 4m, dan untuk kemudahan pelaksanaan sebaiknya digunakan tebal filter dengan transisi 6 m (3 m filter dan 3 m transisi). Penanganan rembesan pada pondasi dengan permeabilitas (k) ? 10-4 cm/s dapat menggunakan grouting tirai. Untuk bendungan dengan tinggi >100m diperlukan grouting minimum sedalam 0.7H sedangkan untuk bendungan <100m dapat menggunakan grouting minimum sedalam 0.5H. Penanganan rembesan untuk pondasi dengan koefisien permeabilitas pondasi berada di antara orde 10-5 cm/s < k < 10-4 cm/s memerlukan grouting sedalam H (Dengan H adalah tinggi bendungan). Penanganan rembesan pada pondasi dengan k ? 10-5 cm/s dapat menggunakan treatment lain seperti cutoff wall.